58. Furnunculus

459 54 2
                                    

Kelas bersama Umbridge di hari pertama cukup membuat beberapa murid penasaran. Anatie memasuki kelas dada bersama teman-teman slytherinnya yang lain. Suasana di kelas sudah cukup ramai.

Sudah banyak murid gryffindor, hufflepuff dan ravenclaw. Anatie memilih duduk di barisan paling belakang, dengan cepat Draco mendudukkan dirinya di sebelah gadis itu dan Anatie tidak terlalu mempermasalahkannya.

"Kau bawa bukumu?" Tanya Draco kearah Anatie.

Gadis itu menoleh sambil mengeryitkan alisnya, seolah tak habis pikir dengan pertanyaan yang di lontarkan oleh kekasihnya itu sendiri. "Tentu saja 'lah. Kau pikir aku kesini untuk bermain catur?" Tanya Natty sambil mengeluarkan buku catatannya dari dalam tas. Gadis itu kemudian meraih pena bulu nya dan mulai menuliskan sesuatu disana.

"Kau masih kesal padaku?" Tanya Draco pada Natty yang sudah sibuk menulis sesuatu.

"Tidak." Balas Natty cepat sambil tetap menulis.

"Lalu kenapa kau tampak murung?"

"Entahlah, aku sedang malas melakukan apapun Sebenarnya."

"Mau membolos saja, hm? Mumpung kita masih punya waktu." Tawar Draco yang membuat Anatie langsung memelototkan matanya ke arah lelaki itu.

Draco pun terkekeh sambil mengusap tangan Natty, "Aku hanya bercanda saja, Quin."

Dua menit berlalu, Seamus, Crabbe, dan Parvati masih sibuk perang kertas berbentuk burung yang gadis penyihir asal India itu buat. Tapi tiba-tiba saja, kertas itu terbakar dan menghilang di langit-langit kelas. Semua orang pun langsung menoleh ke arah pintu. Dan ya, disana sudah berdiri guru baru mereka.

Memakai pakaian serba pink sambil tersenyum lebar. Guru itu lah yang menyebabkan kertas burung tadi hancur.

"Selamat pagi, anak-anak."

Umbridge sudah berdiri di depan sana. Memberikan penjelasan mengenai dirinya dan juga pelajaran yang akan dia ajari di kelas ini. Anatie memperhatikan dengan seksama, melihat dengan jelas kalau Harry dan Ron duduk kedua dari depan.

Buku baru mulai melayang selagi Umbridge membagikannya lewat bantuan tongkatnya.

BRUG

Dua buku berwarna merah dengan sampul aneh berhasil mendarat di atas meja Draco dan Anatie. Gadis itu meraih buku tersebut dan menelik isinya sambil mengerutkan alis.

"Kau merasa ada yang aneh dengan buku ini, Dray?" Tanya Natty pada kekasihnya.

"Ya, sangat tipis dan kurang menarik." Ungkap Draco, Natty nampak mengangguk setuju.

Di depan sana, terjadi sedikit perdebatan antara Harry dan juga Umbridge. Natty mulai mengepalkan tangannya karena kesal mendengarkan perdebatan ini.

"Potter kembali bertingkah dan sibuk mencari perhatian di kelas ini." Dengus Draco pelan. Anatie hanya meliriknya sesaat, tidak mau menanggapi omongan Draco karena dia tau nantinya malah menjadi perdebatan panjang di antara mereka.

"Kematian Cedric adalah peristiwa yang tragis." Jelas Umbridge sambil tersenyum di depan sana.

"Dia dibunuh! Voldemort membunuhnya kau harus tau itu!"

"CUKUP!" bentak Umbridge dengan sangat keras.

"Temui aku di ruanganku setelah kelas ini selesai, Mr. Potter." Ucap Umbridge sambil cekikikan di akhir perkataannya.

Anatie semakin mengepalkan tangannya. Tidak terima sahabat baiknya di perlakukan seperti itu. Apalagi Umbridge dengan jelas sudah membohongi kematian Cedric dan tak percaya dengan omongan Dumbledore. Padahal, Anatie juga ada di makam itu saat peristiwa mengerikan itu terjadi.

The Riddle's Servant • [Draco Malfoy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang