40. Aqua Eructo

766 111 10
                                    

"Aku mau menjadi pacarmu."

Kata itu langsung keluar dari mulutnya begitu saja. Natty tidak tau apa yang ia lakukan, ia hanya merasa perlu untuk mengungkapkan perasaannya itu sekarang juga.

Setelah suasana sempat hening, tiba-tiba saja Draco langsung tertawa keras, Natty langsung menatap lelaki itu dengan heran. Dalam hati ia mulai takut kalau yang diungkapkannya tadi adalah sebuah kesalahan besar.

"Kenapa kau malah tertawa? Apa perkataanku ini terlihat lucu bagimu?" Tanya Natty dengan wajah kesal.

Draco menghentikan tawanya, mendekat kearah gadis itu dan tiba-tiba saja menyelipkan rambut panjang gadis itu kebelakang telinga, Natty pun bergidik dibuatnya.

Setelahnya, Draco kembali memundurkan langkahnya dan berkata, "Tidak kusangka kalimat itu akhirnya akan keluar dari bibirmu."

"Memangnya kenapa? Ini tidak seperti yang kau harapkan? Apa kau malah berharap Pansy yang---"

"Justru itu adalah kalimat yang selalu ingin kudengar darimu." Sambar Draco, Natty menatap lelaki itu dengan tatapan tak percayanya. Entah kenapa sekarang dia merasa tambah gugup.

"Kenapa kau hanya diam saja?" Tanya Draco lagi.

"Oh.. itu, um--aku--"

Natty mendadak salah tingkah sambil menundukkan kepalanya. Dan rasanya tubuhnya membeku begitu ia merasakan sebuah tangan dingin menyentuh jari-jari tangannya. Natty melirik, dan melihat Draco yang menyatukan jari tangan mereka--menggenggam tangan Natty dengan begitu erat.

Begitu melihat Natty yang terlihat bingung, Draco pun bertanya, "Kenapa? Kau tidak mau?"

Raut wajah Natty pun berubah, gadis itu tersenyum sambil menggelengkan kepalanya, "Aku sangat mau." Balas Natty.

"Ayo, kita kembali ke dalam." Ajak Draco dan mereka pun berjalan ke dalam kastil sambil berpegangan tangan.

***

Next Day

"Kau hebat!" Sahut Draco, menepuk tangannya begitu Anatie berhasil melafalkan mantra yang dipelajarinya dengan sebaik mungkin.

Natty tersenyum, menyingkirkan rambut terkuncirnya itu yang terjatuh ke wajah sambil memundurkan langkahnya. "Bagaimana? Tidak terlalu buruk, bukan?" Tanya Natty sambil berkacak pinggang.

"Tidak terlalu buruk? Kau sangat badass, sialan.. aku bahkan hampir pingsan di tempat ketika kau berhasil mengendalikan api sebanyak itu!" Goda Draco, dan Natty langsung mencubit perutnya, "Hey! Ini sakit!" Sahut Draco sambil memegangi perutnya.

Anatie terkekeh, "Makannya jangan menggodaku." Ucap gadis itu sambil menjulurkan lidahnya.

"Memangnya salah kalau aku menggoda pacarku sendiri?"

Pertanyaan dari Draco sukses membuat gadis itu salah tingkah lagi. Pasalnya, baru kemarin mereka berpacaran, Anatie berusaha sebisa mungkin untuk menghilangkan semua kecanggungan diantara mereka. Terlebih lagi fakta bahwa mereka berdua adalah musuh besar semenjak tahun pertama, rasanya hal yang menjadi penghalang utama bagi Anatie untuk bisa bersikap dengan normal di hadapan lelaki itu.

Lagipula, dulu mereka masih kecil, pertengkaran mereka hanya sebatas pertengkaran anak kecil biasa. Kini keduanya sudah beranjak remaja, sudah saatnya untuk bisa bersikap dewasa dan tidak lagi menutupi rasa cinta yang keduanya rasakan.

"Apakah kau mulai serius dengan turnamen ini?" Tanya Draco sambil melipat kedua tangannya di dada.

"Ya. Aku sudah yakin dengan diriku sendiri. Aku tidak terlalu buruk, dan ya.. aku pasti bisa memenangkan turnamen ini." Ujar Natty, menggeraikan kembali rambut merahnya sambil menyimpan tongkatnya kembali kedalam saku. Setelahnya, gadis itu pun kembali menatap kearah Draco.

The Riddle's Servant • [Draco Malfoy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang