65. Molliare

471 56 13
                                    

Hari terus berganti. Anatie menghabiskan sisa waktu di tahun kelimanya dengan belajar segiat mungkin. Dia sudah cukup pusing dengan persiapan ujian OWL, ditambah lagi materi-materi yang harus ia pelajari yang juga ternyata banyak sekali. Mirisnya, tidak hanya hal itu saja yang menjadi beban pikiran gadis itu sekarang, tapi juga masalah antara dia, Malfoy, bahkan Harry.

Anatie memejamkan matanya sambil memijat keningnya yang terasa berdenyut. Sudah hampir dua jam dia duduk seorang diri di perpustakaan. Duduk sembari menatap kearah buku Charms yang ada di hadapannya, tetapi sedari tadi sebenarnya ia sama sekali tidak bisa fokus untuk belajar. Pikirannya sibuk memikirkan hal lain, dan hal itu malah membuat kepalanya semakin terasa pusing.

"Argh! ini membuatku gila!" keluh Natty pada dirinya sendiri. Berusaha berbicara sepelan mungkin supaya ia tidak terkena marah dari Madam Irma. Anatie melihat ke sekelilingnya, melihat pemandangan yang ada di perpustakaan ini yang ternyata sudah mulai sepi. Hanya ada dua orang murid Gryffindor yang sedang belajar juga di ujung sana. Natty menghela napasnya, menutup bukunya dan bersiap untuk pergi dari sini. Tapi, sebelum ia benar-benar bangkit dari duduknya, tiba-tiba saja ia mendengar suara tawa seseorang. 

Anatie menoleh ke belakang, terkejut karena ternyata tidak jauh darinya, ia bisa melihat Ginny Weasley sedang berduaan bersama Michael Corner. Keduanya terlihat sibuk bercanda sambil memegang tangan satu sama lain. Raut wajah Natty langsung berubah, hatinya memanas membayangkan kalau dia tidak pernah berkesempatan memiliki waktu berharga seperti itu bersama Draco. Bahkan, sekalipun pernah, itu semua bukan karena didasari oleh cinta.

Tidak mau larut dalam kesedihan, Anatie tersenyum kecut dan meraih buku Charms miliknya. Gadis itu lalu bangkit dari duduknya dan pergi meninggalkan perpustakaan.

*

"Dua puluh tiga kali lagi."

Theodore mengeryitkan dahinya, tak habis pikir dengan kelakuan temannya yang masih belum berhenti menyuruhnya untuk melemparkan Quaffle yang saat ini sedang dipegangnya. "Kau gila ya, Malfoy?! aku bukan tukang pelempar Quaffle!" sahut lelaki itu kesal.

"Kau mau aku rekrut menjadi anggota atau tidak? cepat bantu aku!" sahut Malfoy kesal yang masih terbang di atas sapu terbangnya. Theo menghela napasnya, karena tergiur dengan nilai tambahan yang digadang-gadang akan diterima siapapun yang berhasil masuk Inquisitorial Squad, lelaki itu mau-mau saja disuruh oleh Malfoy, karena.. kebetulan lelaki pirang itu adalah ketua dari perkumpulan rahasia itu sendiri.

"Awas saja kalau kau sampai berbohong!" sahut Theo kesal, tapi akhirnya kembali melemparkan Quaffle itu ke atas sana. Sebenarnya dia tidak habis pikir dengan sahabatnya sendiri, setau dia, Malfoy adalah seorang seeker, mainan kecilnya seharusnya adalah Snitch, bukannya Quaffle. Tapi, lelaki itu bersikeras untuk menyuruh Theo tidak banyak bertanya dan melempar Quaffle-Quaffle itu kearahnya. Naasnya, ketika dilemparkan, Quaffle itu bukannya Draco tangkap, tapi justru malah lelaki itu lempar sejauh-jauhnya. Seolah dia sedang meluapkan seluruh kekesalannya pada benda kecil yang tidak berdosa itu. 

"Malfoy, jam 5 Daphne memintaku untuk menemaninya ke perpustakaan."

"Ini masih setengah lima." balas Draco dengan suara berat.

"Ya, tapi itu sebentar lagi, mate." balas Theo sedikit kesal.

"Untuk apa kau terlalu memikirkannya."

"Dasar gila, Daphne itu pacarku."

"Lalu, apa masalahnya?" balas Draco, masih tetap fokus memukul setiap Quaffle yang dilempar oleh Theo.

"Kau bercanda?" tanya Theo tak habis pikir.

"Maksudmu?" tanya Draco bingung.

Theo menghela napasnya, menarik Quaffle terakhir, dan melemparkannya dengan keras sambil berucap, "Maksudku adalah... dia itu prioritas utamaku. Bukan kau. And by the way, that's the last one." ujar Theo, sambil memberitahu Draco kalau tadi adalah Quaffle terakhir.

The Riddle's Servant • [Draco Malfoy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang