"Jadi.. ada alasan kenapa aku meminta kalian semua untuk berkumpul di malam ini." Ucap Anatie, berdiri menghadap kearah teman-temannya yang saat ini sudah berkumpul di ruang rekreasi Slytherin.
"Kenapa Nat?" Tanya Montague penasaran.
"Um--itu.. kalian pasti sudah tau tentang hasil pemilihan peserta di turnamen triwizard, bukan? Disini--aku hanya ingin meminta maaf pada kalian karena sudah membuat malu asrama kita. Tapi, aku berani bersumpah, kalau aku sama sekali tidak dengan sengaja menaruh namaku di cawan api itu, aku benar-benar bersumpah." Anatie mengakhiri perkataannya sambil menarik napas pelan. Semua murid Slytherin menatapnya bingung, saling menatap satu sama lain dan akhirnya mereka semua tertawa keras.
"Kenapa kalian malah tertawa?" Tanya Natty heran sambil mengerutkan alisnya. Tiba-tiba saja Marcus Flint yang merupakan Head Boy Slytherin pun berdiri.
"Untuk apa kau meminta maaf? Kita sama sekali tidak mempermasalahkannya, Quinzel. Justru, kami bangga karena kau bisa mewakili Slytherin di turnamen itu. Ayo kita kalahkan Gryffindor! Ini adalah saat yang tepat. Dan kau tidak perlu khawatir, kami pasti akan selalu menjadi supporter mu sepanjang pertandingan." Ujar Flint, murid yang lain pun langsung mengangguk dan tersenyum.
Hati Natty terasa lega, entah kenapa ia merasa setengah bebannya sudah hilang sekarang. Gadis itu tersenyum lebar dan berkata, "Terimakasih semuanya!"
Mereka pun langsung bersorak dan menyalakan musik dengan sangat keras di ruang rekreasi Slytherin ini.
*
Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam. Anatie dengan santai mulai memakai baju tidurnya, menyisir rambut merahnya yang sudah panjang sambil duduk di atas kasur kecilnya.
"Tadi itu sangat melegakan." Ucap Natty sambil tersenyum.
"Sudah kubilang, kau terlalu berlebihan. Mereka semua sama sekali tidak marah padamu, Nat. Lagipula.. tidak ada yang harus kau khawatirkan, Dumbledore sudah membuat sumpah tak terlanggar dengan ibumu untuk menjanjikan keselamatanmu, bukan? Seharusnya kau tidak harus merasa terbebani lagi. Bermain saja sekuat yang kau bisa, yang terpenting kau harus yakin pada dirimu sendiri. Lagipula--ayolah! Kau ini pintar dan berbakat!" Ujar Daphne dari sebrang ranjangnya.
"Jangan membuatku terlalu melayang, aku tidak mau terlalu berharap dulu."
"Kau terlalu pesimis, seharusnya kau harus punya ambisi untuk menaklukan turnamen itu, Nat. Apa kau tidak tau apa saja hadiahnya? Kau akan menjadi penyihir termuda yang bisa menenangkan kompetisi itu! Kau akan mendapatkan piala triwizard, dan yang paling hebat adalah... Kau akan mendapatkan banyak sekali uang galleon! Memangnya kau tidak tergiur apa?"
Perkataan Daphne tanpa sadar membuat Anatie sedikit tergoda. Benar juga apa kata sahabatnya itu, Anatie mungkin terlalu pesimis. Maksudnya.. dia sama sekali bukan penyihir bodoh, dan dia juga cukup menguasai tentang mantra.. jadi setidaknya, dia masih memiliki harapan untuk memenangkan kompetisi ini. Lagipula, dia bisa membahagiakan ibunya jika dia menang dan mendapatkan hadiah uang galleon yang banyak.
"Ya, aku hanya akan berusaha yang terbaik. Pans, bagaimana menurutmu?" Natty melirik kearah Pansy. Gadis itu hanya terdiam dan tidak menjawab pertanyaannya, akhirnya Natty pun kembali bertanya, "Pans, kau tidak apa-apa?" Tanya Natty sekali lagi.
Lagi-lagi Pansy hanya terdiam dan tidak menjawab pertanyaan Natty. Gadis itu pun melangkah masuk ke kamar mandi tanpa mengatakan sepatah kata pun.
Anatie dan Daphne saling berpandangan dengan bingung. "Dia kenapa?" Tanya Natty.
"Mungkin sedang bad mood." Balas Daphne santai.
Beberapa menit kemudian Pansy keluar dari kamar mandi. Dia melihat Millicent dan Tracey yang sudah tertidur, sedangkan Daphne dan Anatie masih tetap terjaga.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Riddle's Servant • [Draco Malfoy]
FanfictionAbout Anatie Quinzel, a slytherin student which has many uncovered stories of her life. {Draco x OC}