25. Riddikulus

862 118 10
                                    

Suasana aula terlihat ramai. Para murid sibuk mengerjakan tugas mereka di meja sesuai asrama mereka masing-masing. Anatie sibuk menulis tugas essay nya agar bisa cepat selesai dan segera pergi ke kamarnya untuk tidur, karena sungguh-hari ini benar-benar hari yang melelahkan untuknya.

"Apakah rasanya sangat sakit, Draco?"

Natty menengok, melihat Pansy bertanya dengan khawatir kearah Draco dari sebrang. Tangan kanan lelaki itu di perban setelah insiden di kelas pemeliharaan satwa gaib yang terjadi beberapa waktu lalu.

"Rasa sakitnya hilang dan pergi. Tapi, kata Madam Pomfrey terlambat sedikit saja bisa fatal. Aku bisa kehilangan tanganku yang berharga ini." Curhat Draco yang membuat Natty langsung menghela napasnya di tempat. Memang sih rasanya pasti sakit, tapi bukankah yang dikatakan lelaki itu tadi sedikit berlebihan?

Pansy semakin menatap Draco dengan khawatir, "Boleh aku menyentuh perbannya?" tanya Pansy. Draco pun menjulurkan lengannya yang di perban dan hal itu membuat Natty langsung membulatkan matanya tidak percaya.

Sejak kapan Pansy dan Draco berbaikkan? Dan sejak kapan mereka berdua bisa sedekat itu?

Tunggu-kenapa juga Natty harus mempedulikannya?

"Nat, kau belum dengar informasi dari Professor Flitwick?" tanya Daphne yang sedang mengerjakan tugasnya juga di sebelah gadis itu.

"Informasi?" tanya Natty penasaran.

"Ya, Professor Flitwick akan mengadakan audisi baru untuk anggota Frog Choir."

"Kau serius?"

"Yap. Kau tidak berencana mendaftar lagi?" tanya Daphne sambil menatap sahabatnya dan menghentikan sebentar pekerjaan tangannya. Natty terdiam, menyimpan pena berbulu nya di sebelah perkamen dan menutup buku ramuannya saat tugas essaynya itu akhirnya selesai.

"Hm.. entahlah. Tapi bagaimana kalau aku gagal lagi? Aku tidak mau kalau sampai harus diejek lagi oleh lelaki-lelaki gendut itu." Keluh Natty sambil mengerucutkan bibirnya. Daphne terkekeh, menepuk pundak sahabatnya sambil berkata, "Untuk apa kau memikirkan tanggapan lelaki-lelaki menyebalkan itu, hah? Mereka itu bodoh, kau tidak perlu mempedulikannya, lagipula, aku yakin kali ini kau pasti diterima. Suaramu 'kan bagus."

"Maksudmu?" tanya Natty sambil mengerutkan alisnya.

"Aku 'kan selalu mendengar konser mini mu setiap kali kau berada di kamar mandi dan bernyanyi-"

"Yah! Kau mengupingku?!" sahut Natty heboh sambil membulatkan matanya.

"Memangnya kau pikir kamar kita itu sebesar apa? Tentu saja aku bisa mendengarnya, tanyakan saja pada Millicent dan juga Tracey, mereka semua juga pernah mendengarmu bernyanyi dari dalam kamar mandi." Sahut Daphne.

"Ssstttt! Jangan bicara terlalu keras, kalau ada yang dengar bagaimana?!" sahut Natty panik, mencengkram lengan sahabatnya itu sambil melirik ke sekelilingnya untuk memastikan tidak ada orang yang tadi memperhatikan percakapan mereka.

"Hih. Kau terlalu percaya diri, siapa juga yang mau mendengarnya." Sambar Daphne.

"Sudahlah~ aku duluan ke asrama ya, aku lelah sekali. Beritahu Pansy kalau aku duluan, sepertinya dia masih terlalu sibuk berduaan dengan lelaki itu." Ucap Natty, bangkit berdiri sambil mendelikkan matanya kearah kiri, Daphne pun ikut melirik, melihat Pansy dan Draco yang sibuk mengobrol sambil mengerjakan tugas mereka.

Daphne menatap sahabatnya dengan bingung, Natty terlihat begitu tidak suka ketika menatap kearah Pansy dan Draco yang sedang berduaan.

*

Next Day

"Selamat datang di pertemuan kedua kelas kita. Kupikir kalian tidak perlu lagi mendapat pengenalan dariku, bukan?" tanya Professor Lupin yang sedang berdiri di depan kelas. Hari ini sama sekali tidak ada kursi dan meja, membuat banyak murid yang berandai-andai tentang pelajaran apa sebenarnya yang akan mereka pelajari hari ini.

The Riddle's Servant • [Draco Malfoy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang