Pagi hari Sungchan mulai dengan niatnya untuk memasak bahan makanan yang ia beli kemarin
Entah kenapa ia merasa sedikit tidak nyaman dengan nyeri di perutnya itu. Seperti diremas kuat untuk jangka waktu yang sebentar, tapi sangat sering dari yang biasanya. Obat yang ia minum pun sudah ia lipatgandakan dosisnya. Persetan dengan kondisinya nanti
Sungchan mengambil bahan di kulkas, tapi secarik kertas terjatuh dari atas kulkas
"ini apa?"
Setelah dibuka, itu kertas yang ditulis Yoona kemarin malam. List pekerjaan rumah yang harus dilakukan sepulang dari bepergiannya
- mengepel lantai 1 & 2
- membersihkan kolam
- melaundry baju
- membeli stok makanan
- menyapu halaman belakang
- membereskan kamar tidur"banyak juga ya" gumamnya
"kertas apa, kak?" tanya Jisung
"list yang mau bunda lakuin waktu udah pulang. Kita aja yuk? Mumpung libur juga"
Jisung mencembik
"aku ga mau ya kalo bagian bersih debu!"Jisung akan langsung flu jika sedikit saja menghirup debu di tempat kotor
"kamu yang bagian laundry baju, sapu halaman belakang, bersihin kolam, sama ngepel aja nanti. Ngepelnya nunggu kakak selesai sapu aja" usul Sungchan
"gak beli stok makanan?"
"bunda aja. Kakak ga tau apa yang mau dibeli"
"oh, aku ke kolam dulu"
"heh, kolam ikan juga loh"
"iya!"
.
Tengah hari Sungchan sudah menyapu bersih lantai 1 dan 2, bahkan sampai ruang kerja dan toiletnya juga. Jisung pun selesai, tinggal mengepel lantai 1
"tinggal kamar atas sih"
Sungchan beranjak menyambar serangkaian kunci di atas meja makan. Melangkahkan kaki jenjangnya menuju lantai atas
"KAKAK!?"
"LANTAI ATAS!"
"IYAA"
Jisung, si bungsu Jung yang takut ditinggal sendiri meskipun di dalam rumah
Sungchan ingat, ia sudah membereskan seluruh kamar. Kamar kedua orangtuanya, kamar Jisung, dan ruang kerja ayahnya. Tersisa satu ruangan yang sama sekali tidak Sungchan ketahui seluk beluknya. Tepat di samping kamarnya
"buka gak ya?"
Ia bingung. Seharusnya mudah baginya untuk membuka ruangan didepannya itu. Toh kunci sudah ia bawa tinggal memutarnya di knop pintu
"ya udah lah. Nyapu doang. Ngepelnya ga usah. Privasi banget kayanya"
Dengan langkah pelan ia membuka pintu tua didepannya. Satu hal yang ia lihat di dalam adalah sebuah ranjang dengan bed cover biru langit motif kelinci, sebuah lemari pakaian, satu set meja dan kursi mini dengan aksen berwarna pink
Sangat girly
Satu kiasan yang Sungchan tangkap dari pandangan pertamanya di dalam kamar
Ia yang berniat mengambil sapu yang tergantung dibalik pintu dibuat heran dengan kue red velvet mini di atas nakas. Sudah basi, bahkan sudah membusuk. Dengan lilin yang meleleh mengenai bagian atas kue
"16 tahun? Jung- Jung siapa ini?"
Ia menatap lamat lamat kue itu sebelum tahu jika satu album foto mini tersandar di belakang kue tadi
KAMU SEDANG MEMBACA
Indigo Boy
Fanfiction"b-bunda, Sungchan takut..." "kak, Jisung temenin yah. Tapi jangan kasih tahu Jisung gimana bentuknya. Jisung juga takut" Si lelaki dengan tinggi semampai yang takut melihat hal dari dunia lain karena mendiang kakaknya sendiri. Hanya berbekal cicita...