21. Rapot

319 53 0
                                    

Satu minggu setelah ujian semester


"bunda ambil rapot kalian dulu ya. Jaga rumah" Yoona tersenyum manis dihadapan anaknya

Ralat! Anak yang didepannya itu Jisung. Sungchan tengah meringkuk sembari meringis kecil di kamarnya

"iya. Hati hati, bunda"

Sepeninggalnya Yoona, Jisung segera berlari ke arah kamar kakaknya

Dug dug dug

"kak! Kakak! Bukain!"

Jisung kelewat panik. Ia langsung membuka pintu dengan sekali dorong

"kak!"

Sungchan keringat dingin. Ia memegangi perutnya yang terus melilit sejak dini hari tadi

"kak! Sakit? Mananya"

"shhh... Perut"

Suaranya amat lirih. Sebenarnya sejak tadi ia ingin meminum obat yang biasa ia konsumsi. Tapi yang tersisa hanya obat dengan dosis tinggi. Dua kali lipat dari dosis yang biasa ia minum

"duh, di kompres ya? Aku ambil dulu"

Sungchan mengangguk lemah. Jisung baru membuka pintu kamar dengan kasar, dan Sungchan sudah beranjak ke laci nakasnya. Ia harus minum obat itu, apapun yang terjadi!

Tak perlu dosis, ia menegak 2 butir pil obat yang menjadi makanannya sehari hari

"huh huh huh"

Tepat setelah Jisung masuk kembali ke dalam kamarnya, ia mulai merasa sedikit membaik

"ck, kakak ga punya maag. Tapi kenapa gini?" tanya Jisung disela aktifitasnya memeras handuk kecil

"ga tau"

Ddrrttt...

Ponsel di genggaman Jisung bergetar

"kakak ke toilet dulu"

"iya"

Jisung segera membuka notifikasi line yang muncul di layar ponselnya

"aargghh, shit!"

Jisung menjambak rambutnya dengan sangat kuat. Satu berita yang  ia dapatkan dari Chenle ternyata mampu membuatnya sefrustasi itu

"semuanya sia sia! Ga bakal berguna buat aku sama kakak kedepannya!"

Jisung ingin menangis. Tapi ia menahan air matanya mati matian. Terlebih itu di kamar kakaknya

Matanya yang memerah melirik setumpuk piagam di meja sudut ruangan. Setumpuk piagam atas nama kakaknya yang didapatkan dari lomba nonakademis

"aku yakin. Pasti kakak bakal babak belur abis ini"

Mengusap air matanya yang menetes sekali, dan mentralkan deru nafasnya

"kak! Aku ke kamar dulu ya"

"iya~"

.

Plak

Brug

Tubuh ringkih yang baru saja jatuh di dekat sofa ruang tamu itu terdengar ngilu di telinga si pendengar

"KENAPA NILAI KAMU JELEK, HAH?!"

Brug

Sebuah laporan hasil belajar Sungchan selama satu semester, kini berakhir mengenaskan dengan beberapa bagian yang sobek tak terbentuk

"KAMU SUSAH PAYAH DI SEKOLAHIN SUAMI SAYA ITU UNTUK BELAJAR! TAPI APA YANG KAMU DAPATKAN, HAH?!"

Sejujurnya Sungchan juga tidak paham. Tapi setelah melihat ranking kelasnya, ia mengeryit. Angka itu bertolak belakang dengan hasil pencapaiannya

Indigo BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang