"Han, mampir toko dulu yuk" ajak Sungchan
"ngapain?"
"beli makan sedikit"
"oke"
Keduanya memutuskan berhenti di salah satu toko dekat rumah Yohan
"mau beli apa lo?"
"apa ya? Makan minum ringan aja kayanya"
"mencar ya. Gw mau cari bir dingin"
"iya"
Sungchan mengambil beberapa makanan ringan dari raknya. Juga beberapa minuman dari kedelai berbentuk susu dan kacang hijau kesukaan Irene. Tidak mungkin juga ia kesana hanya dengan tangan kosong
"Yohan sukanya apaan ya?" gumamnya
Hingga seseorang menabrak punggung Sungchan dan ia rasakan punggungnya basah karena air
"ma- kak Haechan, kak Renjun?" beonya setelah membalikkan badan
Byur
Satu gerakan kembali membuat kemeja Sungchan basah dan berbau bir
"Chan, lo apa apaan sih?" pekik Renjun
Yohan datang dan berdiri disamping Sungchan
"ga papa?"Sungchan hanya mengangguk
"lo punya mata ga sih?" suara serak itu memasuki gendang telinga Sungchan
"k-kenapa?"
"KALO JALAN LIAT LIAT DONG! Punya mata ga guna banget sih! Masih untung tuh mata mau sama lo. Ga inget amat sama yang dulu" cibir Haechan
Sungchan mengehela nafas. Ia melirik sebagian jalan yang tersisa
"maaf, kak. Tapi jalannya yang sana juga lebar""NYOLOT LO, HAH?!"
Haechan ingin melayangkan pukulan pada sosok didepannya itu sebelum lengan Renjun menahan pergerakannya
"ga usah gegabah! Lo baru sembuh, Chan"
Yohan dan Sungchan mengeryit. Haechan sakit?
"gw bahkan ga bisa sembuh asal lo tau aja!"
Setelah itu, Haechan pergi. Renjun beranjak menyusul kepergiannya
"sorry. Haechan lagi sedih. Maklumin ya"
"iya, kak. Ga papa"
Renjun segera mencari kemana Haechan pergi
"Chan, Haechan sakit ya?" gumam Yohan tanpa embel embel 'kak' pada seniornya di sekolah itu
.
"masuk yuk"
Iya. Mereka berdua sudah sampai dirumah minimalis Yohan. Rumah yang cukup besar untuk dua orang di dalamnya
"mama~"
"masuk, Han!"
Keduanya masuk. Aroma masakan menyeruak ke indra penciuman keduanya
Sungchan membuntuti kemana Yohan pergi. Mungkin ke arah dapur. Dan benar saja, Yohan menghampiri Irene yang tengah memasak
Ia meletakkan barang yang sempat ia beli tadi. Dan ikut menghampiri sepasang ibu dan anak itu
"bunda Irene~" panggil Sungchan
Jangan heran, sebab Sungchan sudah terbiasa memanggil Irene dengan sebutan 'bunda'. Ia menolak keras keras saat diminta memanggilnya 'mama', karena itu bukan haknya
"bentar. Ini- SUNGCHAN?! YA AMPUN, NAK. Kamu kemana aja? Lama banget ga kesini?"
Keduanya berpelukan erat. Yohan yang diabaikan hanya diam sembari memakan kacang di meja makan
KAMU SEDANG MEMBACA
Indigo Boy
Fiksi Penggemar"b-bunda, Sungchan takut..." "kak, Jisung temenin yah. Tapi jangan kasih tahu Jisung gimana bentuknya. Jisung juga takut" Si lelaki dengan tinggi semampai yang takut melihat hal dari dunia lain karena mendiang kakaknya sendiri. Hanya berbekal cicita...