Keadaan masih sama. Sungchan masih terbarin koma di ranjang rumah sakit sejak 1 bulan yang lalu
Tak jarang mereka yang dekat dengannya datang bergantian menjenguknya di jam besuk sore
Seperti sore itu yang Lucas lakukan. Menggaet lengan Mark dan Dejun untuk menjenguk sang kapten futsal. Iya, kapten. Karena Jeno menolak jabatan kapten dari Sungchan
Dan kenapa bukan Dery? Klasik. Membantu ibu membuat kue. Yang aslinya ada pesanan untuk hajatan besok malam
Mereka bertiga masuk perlahan. Seakan menghindari bangunnya sosok yang Meraka jenguk. Meskipun seribut apapun mereka Sungchan tidak akan bangun
"Bos, Lo masih tidur?"-Dejun
"Koma, Jun"-Mark
"Bapak kapten, Lo beneran koma?"-Lucas
"Iya, Cas"-Mark
Pletak
"Diem gak Lo?!" Sentak Dejun pada Mark
Lucas duduk di kursi samping bankar Sungchan
"Gw curhat boleh gak?""Curhat aja. Katanya orang nkoma bisa denger apapun disekitarnya"
Agaknya ucapan Mark membuat rangsangan curhat di diri Lucas menggebu gebu
"Lo tau? Minggu lalu kita lolos seleksi masuk ke nasional. Itu artinya kita menang lawan tim daerah. Lo seneng gak?"
Diam
"Chan, kapan bangun sih? Lo kapan ajarin kita kita futsal lagi? Cuma strategi latihan Lo yang masuk di otak gw. Pak Dio cuma pake logika, akalnya ga digunain. Jeno? Dia mah sukanya pake otot. Salah sedikit bisa pecah gendang telinga kita. Plus, lah. Bangun sekarang"
Masih diam. Bahkan tak ada tanda tanda pergerakan yang ditunjukkan Sungchan
"Lo denger ga sih?! Kok kesel gw ga Lo respon gini!" Sentaknya tiba tiba
"Lebih serem lagi kalo Sungchan ngejawab Lo tapi dia ga ngomong, bego" jawab Dejun dengan kalemnya
"Chan, Lo ga mau tau siapa yang udah donorin ginjal buat Lo? Bangun. Tanyain itu. Lo harus tau siapa. Apalagi luka Lo udah kering kan? Lo bisa bebas gerak dan cari tau siapa dia. Bangun. Kasian Jeno yang udah kaya mayat hidup"
Dejun menyela
"Lo ga tau kan kalo Jeno jadiin kita samsak? Latihan ga nentu. Sekali lagian pegelnya bukan main. Kalo gantiin pak Dio galaknya ga ada lawan. Sakit badan Dejun, Chan. Selametin anak buahmu ini. Plis"Diam. Hingga-
"Dahlan! Kemusuhan gw sama Lo! Bisa bisanya curhat panjang lebar tinggi sama dengan luas ga di gubris. Marah gw sama Lo!"
"Sini Lo gw santet pake teruterubozu!" Pekik Dejun karena dengan gampangnya Lucas menarik lengan kirinya yang tengah membawa tas sekolah
Tak lama Jaemin datang. Si penunggu setia Sungchan saat ia sendiri
"Hey, ga mau bangun? Kamu udah lama disini. Ga kasian kakak kamu yang udah stress kehilangan dua orang?"
.
Malam harinya Yoona dan Suho datang. Tepat saat Irene membasuh sedikit tubuh Sungchan yang mulai lengket
"Yoona, Suho. Kalian kesini"-Irene
Yoona mengangguk dan meletakkan keranjang buah di meja kecil samping bankar
Ia mengambil alih washlap yang ada di tangan Iren, dan melanjutkan membasuh sebagian tubuh Sungchan
"Iya. Kamu sendiri?"
Irene mengangguk
"Jeno udah kelas 12. Harus belajar juga""Dari kapan disini?"-Suho
KAMU SEDANG MEMBACA
Indigo Boy
Fanfiction"b-bunda, Sungchan takut..." "kak, Jisung temenin yah. Tapi jangan kasih tahu Jisung gimana bentuknya. Jisung juga takut" Si lelaki dengan tinggi semampai yang takut melihat hal dari dunia lain karena mendiang kakaknya sendiri. Hanya berbekal cicita...