Sungchan terus menumpahkan isi tasnya di wastafel kamar mandi. Tangan kirinya mencengkeram kuat perut kanannya yang sakitnya menjadi jadi
"dimana obatnya?! Shh..."
Hingga ia terhenyak. Dia berangkat bersama Jeno naik motor dan ia duduk tepat dibelakang tas Jeno yang sedikit terbuka tadi
"plis! Shhh... Jangan bang Jeno yang tau"
Sakitnya semakin menjadi. Ia memerosotkan tubuhnya di bawah wastafel
"ya tuhan, sakit..." ringisnya
Matanya sedikit kabur. Bayangan kakaknya yang duduk di sebelahnya mulai kabur
"hey! Jangan tidur! Renjun kesini bawa obat kamu! Chan!"
"s-sakit, kak..."
"tahan sebentar lagi! Kamu ga mau buat kakak panggil Jeno kesini, kan?"
"j-jangan bang Jeno- sshhh... Akhhh-"
Perutnya seakan diremas kuat kuat. Semakin ia merintih semakin kuat pula sakit di perutnya
Duk duk duk
"CHAN! BUKA! INI GW, RENJUN!"
"pelan pelan buka pintunya ya"
Sungchan menyeret tubuhnya mendekati pintu. Bibirnya ia gigit kuat kuat untuk menyalutkan sakit yang ia rasakan
Cklek
"TUH KAN! INI, MINUM!"
Dua butir obat ditelan langsung dengan air yang dibawakan Jisung
"hah hah hah"
15 menit kemudian sakit yang ia rasakan mulai mereda
"makasih" lirihnya
"lo bego! Bisa bisanya obatnya jatoh!" cerca Renjun yang ikut panik
"dimana jatohnya?" bingung Sungchan. Seingatnya ia sudah menutup rapat tas miliknya
"deket ban motornya Jeno. Untung gw yang liat duluan"
Sungchan terdiam. Bagaimana jika Renjun tadi telat membawakannya obat?
"kakak ngapain sekolah? Kan weekend" tanyanya ketika sudah berjalan keluar toilet
"ada keperluan sama guru seni. Jamnya barengan sama jadwal lo. Tapi gw telat masuk. Jadi, ya gw telat ngasihin obatnya. Sorry"
Sungchan menepuk bahu Renjun dua kali
"ga papa, kak. Udah untung obatnya sampe. Tadi pagi mau gw doble in dosisnya takut overdosis"Plak
"GA USAH ANEH ANEH LO! Kucing gw overdosis obat pilek akhirnya mati noh!" sewot Renjun
"ya kan gw bukan kucing"
Renjun melirik sinis Sungchan yang menjulang tinggi di sampingnya
"kak Jungwoo?"
Renjun mengikuti arah pandang Sungchan. Kearah perpus. Dimana satu remaja laki laki tengah sibuk menumpahkan beberapa pil obat dari wadahnya
"eh, gilak! Itu apaan?!" paniknya sambik mengikuti langkah Sungchan
"Kak!"
Yang dipanggil segera menyelesaikan apa yang ia lakukan, dan tersenyum manis ke dua adik kelasnya itu
"Sungchan"
"hah hah, jadwal minum obat ya?" tanya Sungchan yang masih terengah engah
"iya. Bukan jadwal, tapi rutinitas"
KAMU SEDANG MEMBACA
Indigo Boy
Fanfiction"b-bunda, Sungchan takut..." "kak, Jisung temenin yah. Tapi jangan kasih tahu Jisung gimana bentuknya. Jisung juga takut" Si lelaki dengan tinggi semampai yang takut melihat hal dari dunia lain karena mendiang kakaknya sendiri. Hanya berbekal cicita...