Badan gemetar, keringat bercucuran, dan mual di perutnya membuat aktivitas Sungchan terganggu
Sejak semalam sakit diperutnya terus menyiksanya. Tidak ada ringisan, karena Jisung tidur tepat disamping ranjangnya
Pagi ini harusnya menjadi hari yang ditunggu-tunggu baginya. Hari dimana ia akan melaksanakan tugasnya sebagai kapten futsal SMA Greenlight High. Tapi malah rasa sakit yang menyambutnya dulu
Jisung di kamar mandi, ini saatnya ia mengonsumsi obat obatan itu lagi. Entah berapa butir yang sudah ia lahap sejak semalam, tapi sakitnya juga belum reda
"Kamu minum apa?"
Yoona tiba tiba datang dengan sekotak bekal dan air minum dikedua tangannya
"Bunda"
Yoona mendekat
"Kamu minum apa tadi?""Permen! Iya, permen. Sungchan gugup"
Ia berbohong. Pertama kalinya sejak mereka baikan hari itu
"Itu biasa. Kalah menang itu ga penting. Yang penting itu keselamatan, ya? Jadi kapten yang bermain fair di lomba nanti"
Sungchan mengangguk. Tak lama Jisung datang dan mereka segera berangkat ke sekolah
.
Rasa sakit kembali mendera Sungchan. Kini ia merasakan tubuhnya seperti dihujani beribu jarum. Sakit bukan main
Apalagi ini area sekolah. Sebisa mungkin Sungchan harus menahan dirinya. Pertandingan harus terlaksana dengan baik. Harus
Seluruh anggota inti dan cadangan dari sekolah lain sudah datang ke lapangan Greenlight High dimana mereka akan adu ketangkasan dan kekompakan
Sungchan juga mengajak anggotanya ke lapangan, rasa sakitnya sedikit mereda
Dua tepukan di bahu kanannya membuat ia menghentikan langkah kakinya
"Bang Jeno"
"Sakit?"
Sungchan bingung. Jika dilihat, dirinya hanya lemas. Fisiknya baik baik saja. Tapi Jeno? Tulang pipi dan sudut bibirnya lebam, dan itu terlihat tidak baik Dimata Sungchan
/Tapi aku ga bisa bayangin🥴
"Kakak kali yang sakit. Itu kenapa?" Sungchan mencoba mengalihkan pembicaraan
"Ga usah ngalihin pembicaraan. Lo sakit? Istirahat aja. Gw gantiin Lo"
Sungchan terkekeh
"Ga ada gunanya dong gw mati matian latihan sama kalian kemarin?""Ini bukan soal guna ga guna, Chan. Tapi ini Lo lagi sakit"
"Gw ga sakit, bang. Kalo sakit gw di rumah"
"Tapi Lo pucet, Chan"
Sungchan menghela nafas
"Plis, bang. Gw ada janji sama kak Jungwoo buat menangin lomba ini. Gw mau dia juga tepatin janji dia yang bakal ngucapin selamat ke gw buat yang pertama kalinya""Itu bisa dihandle. Sekarang lo-"
"KALIAN! KESINI CEPAT!"
Pak Dio. Pembimbing futsal itu berteriak saat dua anak didiknya berdebat sedangkan yang lain sudah siap di lapangan futsal
Sungchan melangkah pelan. Rasa sakit diperut kembali menderanya, dan ini dua kali lipatnya
Ia terus memaksa kakinya berjalan. Sampai ditengah, ia berdiri berhadapan dengan kapten lawan. Guanlin
Tinggi yang hampir sama membuat mereka menjadi pusat perhatian, terlebih para siswi
"Kalian pilih salah satu sisi koin"-pak Dio
KAMU SEDANG MEMBACA
Indigo Boy
أدب الهواة"b-bunda, Sungchan takut..." "kak, Jisung temenin yah. Tapi jangan kasih tahu Jisung gimana bentuknya. Jisung juga takut" Si lelaki dengan tinggi semampai yang takut melihat hal dari dunia lain karena mendiang kakaknya sendiri. Hanya berbekal cicita...