43. Dream in a Dream

330 46 0
                                    

Pernah melihat tempat seluas Padang pasir seputih putihnya salju? Atau seperti lautan salju tak berujung?

Kalau belum, Sungchan juga bertanya, bagaimana bisa dia ada disini? Ditempat seasing ini? Sendiri? Bahkan seingatnya ia memakai Hoodie putih, bukan atasan dan bawahan putih

"Ini dimana, ya? Kok sepi?"

Mengurangi rasa penasarannya, Sungchan berjalan tak tentu arah. Seiring ia berjalan, tubuhnya menyusut, tapi ia masih sadar jika ia berusia 17 tahun

"Heh! Ini kenapa?! Kok aku jadi kecil?!"

Tiba tiba tangannya ditarik seseorang. Mengajaknya berlarian di suatu tempat yang kini berubah menjadi hamparan rumput China yang seperti menggelitik telapak kakinya yang telanjang

"Heh, kamu siapa?! Lepasin aku! Kamu mau bawa aku kemana?!"

Sungchan meronta ronta. Sampai ia tak sadar jika tubuh kecil mirip anak berusia 7 tahun itu sudah berada di suatu lapangan kecil

"Aku dimana!? Kenapa bawa aku ke- KAK JAEM!"

Tanpa aba aba Sungchan langsung menarik tubuh sosok yang menarik tangannya tadi. Jaemin

"Kenapa? Katanya mau dilepaskan. Ya udah sana!"

Jaemin yang tinggi hanya sebatas telinganya itu turut mencembik kesal. Mungkin efek mereka yang menyusut ke usia muda lagi

"Kak Jaem kenapa takutin aku? Aku kan ga tau kalo itu kakak" tanya Sungchan

"Biar kejutan aja. Main bola, yuk"

Sungchan mengangguk. Keduanya bermain bola ditengah luasnya lapangan bola

"Kakak! Capek!"

"Itu, duduk disana, yuk"

Keduanya mulai berjalan menuju salah satu pohon berdaun lebat. Entah bagaimana mereka tumbuh seperti anak 17 tahun

"Loh? Kok-"

"Minum. Katanya haus"

Sungchan menerima air dari wadah yang disodorkan Jaemin. Seperti cawan tanpa pegangan, dan air yang ia minum seperti teh hijau dengan rasa hambar

"Kakak sendiri?"

Jaemin diam. Tapi dia beranjak ke salah satu sudut yang kini sudah berubah menjadi danau kecil dengan diameter tak lebih dari 50m

"Duduk. Kakak mau kasih makan ikan"

Sungchan menurut. Yang ia lihat Jaemin hanya mencelupkan tangannya ke danau beberapa kali, bukan seperti orang yang memberi makan ikan, tapi seperti anak kecil bermain air

"Kok ikannya ga kelihatan?" Tanya Sungchan

"Ikannya mati"

Jaemin kembali berjalan ke satu arah. Tempat yang mereka pijak kini berubah seperti taman bunga dengan dua jenis bunga yang berbeda

"Jangan sentuh apapun"

Sungchan mengeryit dengan tatapan bingungnya
"Kenapa? Bunganya bagus tau. Mau petik buat bunda"

"Bunga itu buat kamu, bukan buat siapa siapa, apalagi bunda"

"Kenapa? Kok gitu?"

Jaemin menuntun tangan sang adik duduk di bangku sebelah yang masih tersisa

Indigo BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang