Beberapa hari kemudian...
Cuaca panas dan terik matahari hari weekend itu seakan menyengat sekumpulan remaja yang hanya memakai kaos oblong tanpa lengan dan celana pendek selutut. Jangan lupakan kaos kaki selutut dan sepatu yang menghiasi kaki jenjang mereka
Jung Sungchan dan pasukan futsalnya
"pagi anak anak" sapa guru futsal bernama Dio
"pagi, p- PAK! Kan udah jam 10!" seru siswa laki laki yang diketahui sudah kelas 11
"ya logikanya aja, sekarang belum jam 12 kan? Makanya masih pagi" sahut guru pendek itu dengan sinis
"iya, pak. Iya. Terserah bapak"
"hari ini kalian mulai latian futsal ya. Sekitar satu bulan lagi kita ada pertandingan lawan sekolah lain. Jadi mulai sering sering latihan. Paham?!"
"PAK! KOK DADAKAN SIH?!" seru seorang siswa lainnya
"kenapa? Protes?"
"ya logikanya aja, pak. Kita baru masuk ekskul tapi langsung lomba. Bisa ngebul nih otak, pak" jawabnya
"halah, ngeles aja kalian. Diem. Sekarang kalian sebut nama kalian masing masing buat absensi. Dari paling ujung" ucap pak Dio dengan tegasnya
"dari kapten dulu kali, pak. Enak aja anggotanya dulu"
Dio geram
"kamu maunya apa sih?! Kayanya ada masalah hidup kamu!"Semuanya tergelak karena kekesalan guru futsal yang lucu bagi mereka
"ya udah! Kapten, siapa namanya?"
Sungchan sudah siap menjawab. Sebelum-
"lah, pak. Kok ga tau tangan kanannya sih?" masih siswa yang sama
"YA LOGIKANYA AJA! SAYA BUKAN KOMPUTER! MANA PAHAM KAYA GITU! DIAM ATAU LARI 50 KALI!" desis Dio karena geram
Semuanya terdiam. Diam diam menertawakan kekesalan guru futsalnya
"siapa tadi?"
"Jung Sungchan, pak"
"lanjut ke sampingnya" instruksinya
"Lee Jeno, pak"
Beberapa mulai menyebutkan namanya bergantian. Sampai di ujung, dimana keempat siswa yang rusuh karena satu kawannya tadi
"KAMU! Siapa namanya?"
"Mark Lee, pak"
"Mali? Siapa bapak kamu? Kuno apa namanya" cibir Dio
"MARK LEE, Pak. M.A.R.K L.E.E" dekte siswa bernama Mark Lee itu
"oh, jadi kamu yang suka nyolong semangka kebun belakang sekolah itu? Ganti rugi kamu"
Mark yang tertawa, sampai terjungkal. Sungchan menatap tak percaya teman seangkatan Jeno itu
"ga usah heran. Kecoa jatoh aja bengeknya sampe istirahat" bisik Jeno membuat Sungchan menganga
"lanjut, kamu. Siapa namanya?"
"Xiao Dejun, pak. Panggil Jun aja. Eh, Dejun boleh. Anu, Xiaojun bagus, pak"
Pletak
Kerikil kecil mengenai kening mulusnya
"logikanya aja. Saya disuruh inget nama seaneh kamu!? Siapa tadi? Jun? Gak Jin sekalian?"
Dejun geram
"ya logikanya aja ya, pak. Emak bapak saya relanya ngasih nama saya gitu. Jangan nyalahin kodrat dong, pak""ahahahaa~"
KAMU SEDANG MEMBACA
Indigo Boy
Hayran Kurgu"b-bunda, Sungchan takut..." "kak, Jisung temenin yah. Tapi jangan kasih tahu Jisung gimana bentuknya. Jisung juga takut" Si lelaki dengan tinggi semampai yang takut melihat hal dari dunia lain karena mendiang kakaknya sendiri. Hanya berbekal cicita...