Suara langkah seseorang mendekati dapur membuat Yoona terkesiap. Ia menghentikan sejenak aktivitas memasaknya karena Sungchan
"bunda masak?"
Sejak ia pulang sekolah, baru sekarang ia menginjakkan kaki di dapur. Bukan apa, tiba tiba saja ia tertidur setelah mengendap endap dengan kue yang ia beli tadi
"hm"
Aroma tumis daging andalan Yoona menyeruak. Sudah lama ia tak menikmati masakan bundanya
"Sungchan lanjutin ya"
Yoona langsung meletakkan spatula dan pergi meraih kertas serta bolpoin diatas lemari es, lalu berkutat dengan dua benda tadi di ujung meja
Sungchan tersenyum melihat wajah ayu Yoona yang kini tak terlihat menonjolkan uratnya. Meskipun sikapnya masih sama, setidaknya ia mulai merasakan apa yang seorang anak dapatkan dari bundanya. Contohnya masakan
"Yoon, besok jadi?"
Sungchan menoleh sekilas saat ayahnya datang. Ia melebarkan telinganya untuk mengetahui apa yang keduanya bicarakan. Bukan menguping, toh bukan hal penting jika membicarakannya hanya di ruang makan
"jadi. Sibuk ga?"
"ya engga. Besok klien nunda meetingnya, jadi kita bisa pergi"
Tak lama Jisung datang, anak bungsu Jung itu nampaknya baru selesai mandi. Nampak dari rambutnya yang masih meneteskan air
"rambutnya dikeringin dulu, ntar pusing" ingat Sungchan
"ma-"
"ga ada males malesan. Ntar pusing, kakak yang suruh manjain. Ke kamar ayo"
Jisung kembali ke kamar dengan tarikan paksa kakaknya
Suho menatap Yoona setelah ia menatap interaksi kedua anaknya
"gimana?"
.
Suara dentingan piring dan sendok memenuhi sudut ruang makan. Hal tak terbayangkan Sungchan lakukan sekarang
Makan bersama kedua orangtua dan adik kembarnya
Berkali kali ia menunduk berusaha menghindari kontak mata dengan Yoona. Ia tak mau dicap cengeng karena menangis di meja makan
"besok kalian jaga rumah, ya. Weekend, kan?" ucap Suho setelah menyilangkan sendok dan garpu di piring kotornya
"ayah kemana?"-Jisung
"mau jemput nenek dari luar negeri. Sekalian ziarah ke makam" ucap Yoona
Sungchan tersedak kecil. Apa benar Yoona berubah sampai hal sesensitif ini pun ia tak marah?
"nenek kesini nggak?"
"nenek tua. Harusnya kalian yang kesana"
Jisung meringis kecil. Benar, harusnya para cucu lah yang bertandang ke rumah yang lebih tua
Sungchan selesai dengan makannya. Ia meraih piring kotor Suho dan Yoona, dibantu Jisung
Selesai mencuci piring, dirinya pamit ke kamar. Mungkin tidur lebih awal
.
Suara alarm yang disetel 5 menit sebelum tengah malam itu membangunkan Sungchan dari tidurnya
Ah, tidak tidak. Ia tidak tidur. Ia hanya memejamkan mata. Bahkan saat seseorang datang ke kamarnya sejenak pun ia tahu betul. Matanya sulit diajak melihat hal sekitar, tapi juga sulit diajak tidur
Sungchan membasuh wajahnya. Mengeluarkan sekotak kue yang ia beli tadi, dan menyalakan lilin kecil diatasnya
Air matanya terus menetes, tapi bibirnya tersenyum lebar
KAMU SEDANG MEMBACA
Indigo Boy
Fanfiction"b-bunda, Sungchan takut..." "kak, Jisung temenin yah. Tapi jangan kasih tahu Jisung gimana bentuknya. Jisung juga takut" Si lelaki dengan tinggi semampai yang takut melihat hal dari dunia lain karena mendiang kakaknya sendiri. Hanya berbekal cicita...