Happy Reading
"Dito, gue pulang bareng lo." Flora menggendong tas itu beserta helm miliknya yang sudah berada di tangan kanan cewek itu.
Dito mengerutkan keningnya bingung, biasanya Flora tidak akan meminta bantuan kepadanya apalagi dia adalah sahabat dari pacarnya sendiri.
"Tumben, lo gak pulang bareng Akasa?" Dito bertanya kepada Flora, dia harus memiliki penjelasan terlebih dahulu sebelum mengizinkan cewek itu pulang bersamanya. Apakah mereka sedang marahan?
"Sama lo aja, ya," ujar Flora tetap mau pulang bersama Dito.
Bukannya Dito tidak mau mengantarkan Flora, tetapi kalau menerima permintaan cewek itu, Dito tidak enak pada Akasa, dan sebaliknya kalau dia menolak permintaan Flora, dia tidak enak pada cewek itu.
"Lo beneran mau pulang sama gue?" tanya Dito memastikan.
"Iya, ayo." Flora memakai helmnya dan akan naik ke atas motor Dito, tetapi sebuah tangan menahannya.
Flora melihat Akasa yang menahan dia agar tidak jadi naik ke atas motor Dito.
"Lo pulang dulu sana," ucap Akasa pada Dito, cowok itu hanya mengangguk lalu menyalakan mesin motornya dan pergi.
"Kamu apaan sih?" tanya Flora kepada Akasa.
"Kamu yang apaan, mau pulang bareng Dito," ujar Akasa.
"Terserah gue dong mau pulang sama siapa, kamu aja enggak nepatin janjinya sendiri," ucap Flora melepas helmnya dan pergi meninggalkan Akasa.
"Ra, aku bisa jelasin sama kamu," ujar Akasa sambil mengejar Flora.
"Gak ada," ucap Flora.
Flora membenci orang yang sudah ingkar janji, walaupun dia orang yang disayang, tetapi dia tetap tidak suka hal itu terjadi. Flora hanya ingin orang yang ingkar janji mengakui kesalahannya dan tidak akan mengulanginya lagi.
"Ra." Akasa menarik paksa pergelangan Flora agar berhenti.
"Awhh," ringis Flora karena pergelangan tangannya sakit.
Akasa tidak bermaksud memperlakukan Flora kasar, dia hanya refleks, tetapi tanpa sengaja Akasa melihat tangan Flora yang penuh luka seperti... sebuah sayatan. Jadi Flora melakukan hal yang tidak-tidak lagi.
"Ra, tangan kamu." Akasa melihat lebih jelas bekas luka di tangan Flora, pasti sangat sakit.
Flora melepaskan tangannya dari tangan Akasa dan berusaha memanglingkan wajahnya dari kekasihnya itu. Dia tidak mau Akasa tau kalau dirinya berbuat seperti itu lagi karena Akasa. Efek Akasa memang sekarang sangat berpengaruh pada kehidupannya, makanya dia tidak mau Akasa lepas dari kehidupannya.
"Flora, kamu buat hal yang menyakitkan lagi?" Akasa bertanya, sorot mata cowok itu tajam seperti marah.
Flora tidak menjawab, dia hanya diam karena enggan untuk menjawab pertanyaan yang seharusnya sudah Akasa tau jawabannya.
"Flora!" nada bicara Akasa sekarang semakin tidak terkendali, dia benar-benar marah.
Akasa melihat Flora mengeluarkan air mata, dia tersadar karena berbicara dengan nada tinggi. Cowok itu cepat-cepat meraih tangan Flora dan mengecupnya.
"Ra, aku gak maksud bentak kamu, aku cuma takut kamu kenapa-kenapa. Ra, aku minta maaf ya, aku salah sama kamu," ujar Akasa.
Flora menggelengkan kepalanya sembari melepaskan tangan Akasa. Cewek itu pergi dari hadapan Akasa.
"Ra." Akasa menahan Flora dan menarik Flora ke dalam pelukannya.
"Aku janji bakalan nepatin selalu janji aku, aku minta maaf sama kamu udah kasar," ucap Akasa menyadari kesalahannya.
"Kamu maafin aku kan, Ra?" tanya Akasa.
Di dalam pelukan Akasa, Flora mengangguk lemah menandakan sudah memaafkan Akasa.
***
Bukan Violet namanya kalau tidak membuat kelas ribut, jam kosong memang sudah berjalan sejak sepuluh menit lalu. Tugas yang harusnya dikerjakan malah sekarang bernasib ditinggalkan oleh anak-anak demi ribut.
"Eh anjir, jangan joget dulu dong, gue belum ini," Syifa protes karena lagu tiktok yang mereka pilih sudah terputar dan dia belum siap.
"Ulang-ulang deh," ucap Violet.
Hilda yang tadi sudah asik berjoget mendengus kesal, dia menghapus video yang sudah diambil tadi.
"Satu, dua, tiga, ayo," intrupsi Hilda ketika lagi tiktok yang mereka pilih sudah terputar.
"Hahaha." Bukannya berjoget, Alisa malah tertawa karena melihat Rena yang lupa gerakannya.
"Susah banget sih, gue jadi lupa," gerutu Rena karena salah.
"Hahaha, udah ulang aja lagi," ujar Violet.
"Mending latihan sekali lagi biar gak lupa," usul Syifa.
Mereka akhirnya melatih gerakan sesuai dengan contoh di lagi tiktok itu. Tawa mereka benar-benar, terlihat, bahagia bukan mempunyai teman seperti mereka.
"Asik banget ya kelas ini," ujar Agatha.
Flora yang sedang mengerjakan tugas menghentikan aktivitas menulisnya. Pandangannya tertuju pada kelima gadis yang sedang bermain tiktok, lalu beralih pada cowok-cowok yang yang bernyanyi sambil gitaran.
Flora tersenyum melihat mereka yang tampaknya tidak memiliki beban sama sekali. Bahagia sepuas mereka, "iya, bahagia banget mereka."
Agatha yang mendengar ucapan Flora seperti terpaksa mengatakan hal itu tiba-tiba merasa bersalah. Dia menyembunyikan hal yang seharusnya tidak dilakukan.
Agatha juga memikirkan perasaan Flora, jika jauh dengan Akasa pasti dia akan sedih. Namun, dia harus melakukan hal itu agar Flora tidak semakin sedih ketika mengetahui sesuatu yang sekarang Agatha tau.
"Ra, nanti kita pergi gimana?" tawar Agatha.
"Sama Violet dan Rena ya, gue udah lama gak bareng mereka," balas Flora.
Senyum Agatha pudar ketika mendengar nama Rena. Dia sekarang sangat was-was pada gadis itu, takut Rena akan mengatakan hal yang sebenarnya pada Flora.
"Kalo berdua aja gimana?" tanya Agatha lagi.
"Berarti gue gak jadi pergi," putus Flora kembali melanjutkan menulis.
Agatha menggigit bibir bawahnya, kenapa Flora jadi seperti itu padanya. Sejak dulu mereka sudah berteman, tetapi kehadirannya sekarang sudah terpecah dengan keberadaan Violet dan Rena.
"Ya udah berempat," ucap Agatha menyalalah, dia juga harus memastikan Rena tidak akan berbicara apa-apa pada Flora tentangannya.
"Oke." Flora masih fokus mengerjakan tugas yang sudah diberikan.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Flora [Hiatus]
Teen Fiction[Jangan lupa follow akun ini] ♡ Bagaimana jika harus bertahan dalam sebuah keluarga yang tidak menginginkan kehadirannya. Flora Arsyakayla Fernandez. Perempuan cantik yang terlahir dari keluarga kaya. Ia adalah sosok perempuan penyimpan luka masa la...