Jangan lupa vote+comment
Selamat membaca guys...***
"Keluarga seperti orang asing, tapi kenapa malah orang lain yang seperti saudara sendiri."
***
Akasa menarik begitu saja tangan Flora, menyeret paksa gadis itu untuk pulang bersamanya. Mereka hampir berdebat selama sepuluh menit hanya karena permasalahan pulang. Flora pasrah karena mau melawan seperti apapun Akasa akan tetap memaksanya.
"Pelan-pelan dong jalannya, ini tangan gue sakit tau," protes Flora memaksa berhenti.
"Hmm."
Akasa tetap memegang pergelangan tangan Flora, takutnya gadis itu kabur begitu saja. Mereka berjalan beriringan, sama-sama diam di sepinya koridor sekolah.
Akasa tidak tahan dengan kecanggungan yang terjadi di antara keduanya sehingga memutuskan untuk mengajak Flora berbicara. "Lo mau makan gak?"
Flora diam.
"Gue lagi ngomong sama lo bukan tembok!" ketus Akasa.
"No, thanks."
"Iya nanti ke kafe tempat biasa gue kujungi aja."
Flora menoleh, memberikan tatapan aneh. "Lo tau arti no tidak sih?"
"Tidak," jawab Akasa.
"Tuh tau."
"Tidak."
"Hah?"
"Tidak."
"Lo waras?"
"Tidak."
"Pantesan!"
"Eh maksud gue, gue waras kok," ucap Akasa setelah menyadari ucapannya tadi.
Flora menghiraukan ucapan Akasa, dia lebih memilih berjalan ke parkiran terlebih dahulu.
***
Flora memasuki rumahnya setelah diajak keliling oleh Akasa, cowok itu benar-benar menyebalkan. Bilangnya makan, tapi malah jalan-jalan tidak jelas.
Hari sudah sore, gadis itu yakin papahnya sudah pulang kerja, dan Wenda juga sudah di rumah.
Menyebalkan. Kenapa juga Flora harus pulang setelah keluarganya lengkap di rumah. Itu adalah hal yang paling menjengkelkan menurut Flora.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Flora [Hiatus]
Teen Fiction[Jangan lupa follow akun ini] ♡ Bagaimana jika harus bertahan dalam sebuah keluarga yang tidak menginginkan kehadirannya. Flora Arsyakayla Fernandez. Perempuan cantik yang terlahir dari keluarga kaya. Ia adalah sosok perempuan penyimpan luka masa la...