31 | Baikan

1.5K 115 17
                                    

Selamat membaca cerita I'm Flora.

"Karena seorang sahabat akan mengerti seperti apa sifat kita, seharusnya tidak mungkin sahabat mendengarkan kata orang perihal kita. Karena kebanyakan orang hanya ikut menginjak-injak orang lain tanpa tau apa yang terjadi sebenarnya."

***

Setelah menyelesaikan pemakaman om Sandy disalah satu pemakaman kristen, Flora tidak langsung pulang melainkan duduk di samping pemakaman Revan yang ada di sebelah makam om Sandy.

Flora memejamkan matanya untuk mendoakan Revan yang sudah tenang di sana.

"Tuhan Yesus, sudah tiga bulan kami kehilangan salah satu orang yang paling kami sayangi. Revan telah meninggalkan banyak kenangan dan kebaikan untuk kami. Dia pun telah mengajarkan kami untuk mengenal-Mu lebih dekat. Dengan segala kerendahan hati, kami mohon kepada-Mu selamatkanlah dia di sana. Bimbinglah dia agar dapat menuju Surga Bapa yang mulia. Hapuskan segala dosa dan penyesalannya semasa hidup. Kemudian, berkatilah kami agar lebih ikhlas menerima, supaya hati dan jiwa kami tak lagi bersedih. Agar kami dapat kembali menjalani rutinitas sehari-hari dengan normal." Flora mendoakan dalam hati.

Akasa yang sejak tadi menemani Flora juga ikut mendoakan Revan, di samping Flora.

"Ra, udah mau pulang?" tanya Akasa.

"Kalo lo mau pulang, pulang aja dulu, gue nanti," jawab Flora.

"Gue temenin lo di sini," kata Akasa lembut.

Flora menatap makan Revan dengan pandangan kosong, ada banyak hal yang hilang setelah cowok itu pergi.

"Hai Van, maaf ya aku baru dateng kunjungin kamu, aku jadi sahabat jahat banget ya masa nggak pernah dateng ngunjungi kamu," ucap Flora mencoba untuk tetap mempertahankan senyumannya.

"Aku kehilangan kamu banget Van, hidup aku jadi gini-gini aja nggak ada yang jailin aku lagi," air mata Flora perlahan keluar dari matanya karena sudah tidak bisa dibendung lagi.

Akasa hanya diam memperhatikkan Flora yang terus berbicara pada makam Revan. Ia tidak mau menganggu Flora, biarkan saja gadis itu mengeluarkan keluh kesahnya jika itu akan membuat Flora lega.

"Van, aku minta maaf ya gara-gara aku kamu udah nggak bisa ngeliat dunia yang luas ini, harusnya aku yang ada diposisi kamu."

Flora mengusap air matanya. Gadis itu masih belum percaya jika sahabatnya pergi untuk selama-lamanya karena dirinya.

"Ra mau pulang sekarang?" tanya Akasa saat gadis itu berdiri sehingga cowok itu ikut berdiri.

"Iya," jawab Flora.

Flora dan Akasa berjalan keluar dari pemakaman menuju mobil Akasa yang terparkir tidak jauh dari pemakaman.

Setelah di dalam mobil, Akasa melirik Flora yang sedang menatap ke arah jendela dengan wajah murung.

"Mau kemana, Ra?" tanya Akasa.

"Terserah aja."

"Mau ke apartemen gue nggak, buat istirahat, gue tau pasti nanti kalo di rumah lo nggak nyaman buat istirahatnya." Akasa perlahan memang memahami lingkungan rumah Flora.

"Iya, nggak papa ke apartemen lo aja," jawab Flora mengiyakan.

***

"Ra makan dulu ya."

I'm Flora [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang