•54•

2.5K 211 4
                                    

"..."

"Iya gue jagain mereka disini, bang. Tenang aja,"

"..."

"Anne baik baik aja, bang. Percaya sama gue"

"..."

"Hmm"

"..."

"Astaga iya, bang!"

Tut!

"Huftt! Sabar--"

"Siapa?" Hafiz sedikit terpenjat saat mendengar suara Anne yang tiba tiba dibelakang tubuhnya.

"Lo bisa gak, gak bikin gue kaget?!" geram Hafiz.

"Lebay!" lelaki tersebut melotot tajam kepada Anne.

"Siapa?" tanya Anne sekali lagi.

"Abang lo," raut wajah Anne yang awalnya santai kini mulai panik.

"Cari gue?"

"Jelas lah! Adiknya gak pulang gimana gak khawatir," Anne hanya bisa menggaruk belakang lehernya. "Ngapain lo bangun?"

"Lo sendiri kenapa gak tidur?" bukannya menjawab gadis tersebut malah bertanya balik.

"Ck, kebiasaan! Ditanya itu jawab bukan tanya balik."

"Iy--iya maaf."

"Ngapain lo malam malam bangun, Ann?" kali ini Hafiz bertanya dengan nada super lembut. Tau sendiri kan jika Anne diajak bicara ngegas dia juga akan ngegas. Berhubung mereka sesama keras kepala, Hafiz memilih mengalah untuk kali ini.

"Haus."

"Di kamar udah disiapin Sarah kan tadi?"

"Habis,"

"Iya kan bisa minta tolong Jihan atau Sarah kek. Gak harus lo sendiri yang bangun,"

"Mereka tidur,"

"Gue tau, iya kali mereka beol."

"Gak lucu," ia menampakan wajah datar seperti biasanya.

Anne hendak berjalan ke dapur namun badannya sedikit oleng, untung Hafiz masih berdiri dibelakang tubuhnya. Dengan sigap lelaki tersebut menangkap tubuh hangat Anne. Tatapan Hafiz menyorot begitu tajam pada gadis tersebut.

"Turunin keras kepala lo! Lo kan masih pusing jangan maksain diri bisa gak sih?! Udah duduk sini biar gue ambilin"

Mendengar suara Hafiz yang tegas seperti Hesa, Anne lebih memilih diam dan tak membantah. Ia duduk di kursi pantri dan membiarkan Hafiz yang beranjak mengambilkan minum untuknya.

Beberapa menit kemudian Hafiz sudah kembali membawa segelas air putih. "Nih! Udah sana lo balik ke kamar terus tidur lagi, kalau perlu sesuatu lagi minta tolong Jihan atau Sarah aja. Jangan keras kepala!"

"Mereka kecapekan, gue kasihan."

"Terserah lo deh!"

"Ini gak ada susu?"

"Repot bikinnya tau! Udah sana balik!"

"Iya iya." Anne turun dari kursi dan kembali ke kamar dengan mulut yang tak henti mengomel ngomel sendiri.

✨✨✨

Hari ini mereka sepakat mengizinkan Anne untuk ikut sekolah namun Dave dan Hafiz tak pernah berhenti memperingati dua gadis yang selalu bersama Anne untuk menjaganya.

Kali ini mereka berangkat menggunakan dua mobil, satu mobil Bintang dan satunya mobil Arsy. Arsy harus rela bangun pagi hanya untuk mengambil mobil putih kesayangannya di rumah walaupun menanggung berbagai pertanyaan dari bibi yang merawatnya dari kecil.

Love Story AnneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang