Plagiat? Penjiplak? Mari kita ketemu di pengadilan.
Seorang perempuan Korea blasteran Indonesia dan San francisco yang amat sangat jarang merasakan apa itu cinta dan kisah romansa di karenakan sibuk menimba ilmu diusia muda nya dan merintis karir n...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
~~~ Skip langsung pagi harinya di rumah sakit~~~
Selesai menitipkan anak-anaknya kami langsung ke ruangan khusus kami untuk berganti pakaian.
Saat berganti pakaian kami lihat Callie senyum-senyum sambil memainkan hp nya, akhirnya Amelia pun langsung ngeledekin Callie.
"Bahagia banget kayaknya lagi jatuh Cinta nih.." ujar amy
"Eh ahaha gak kok, udah lama udah hampir dua mingguan ini lah bukan baru-baru ini, biasalah pacar baru dia dokter juga." ujar Callie salah tingkah
Kulihat arizona agak cemburu tapi berusaha dia netralisir.
"Wiih bisa kali kenalin ke kita, coba ajak besok pas dinner peringatan nya derek. Boleh kan mer?" ujar amy
"Iya boleh kok, alex juga nanti bawa wilson juga ya jangan lupa. Dan kalian juga jangan lupa ya besok, kalo mau bawa pasangan atau gebetan atau temen boleh banget kok." ujar Meredith
"Ok besok aku bawa ya." ujar Callie
Lalu kami semua pun mengangguk mengiyakan sambil menikmati kopi buatan alex.
Saat sedang menikmati kopi sambil berbincang mengenai acara semalam, tiba-tiba kami semua mendapatkan pager 911 dari emergency.
Akhirnya kami semua langsung meninggalkan gelas kopi kami dan langsung jalan cepat ke emergency room.
Menurut informasi ada kecelakaan pesawat jatuh gagal mendarat, jadi kami semua di suruh siap siaga jika ada korban yang berhasil ditemukan.
Sampai emergency kami langsung memakai jubah untuk persiapan kalau ada korban yang berhasil di bawa ke rumah sakit.
Owen pun mengarahkan triase untuk di emergency. Sementara pasien yang sudah ada di emergency akan di pindahkan ke tempat perawatan.
Lalu kami pun menyiapkan ruangan di klinik gratis kami di depan untuk para keluarga korban menunggu kabar tentang keluarga nya yang ada di pesawat tersebut.
Setelah itu kami duduk di emergency menunggu korban yang berhasil di bawa.
1 jam sudah kami menunggu tapi belum ada tanda-tanda, tiba-tiba telpon emergency berbunyi dan tim sar memberi kabar bahwa ada 20 korban sekarat menuju rumah sakit kami, dan untuk data informasi masih belum diketahui.
30 menit kemudian mulai berdatangan ambulans dan kami langsung menyambut nya sambil membagi tugas siapa siapa nya.
Dan seketika aku pun lemas melihat ada ibu hamil diperkirakan hamil tujuh bulan luka bakar di sekujur tubuhnya. Aku pun berusaha menetralkan diri aku lalu kemudian mulai lari dorong brankar ke dalam emergency.
Sampai di trauma room langsung saja aku memberi arahan untuk memindahkan pasien tersebut ke brankar di trauma room.
Langsung ku sambungkan alat detak jantung ke tubuh pasien untuk deteksi detak jantung pasien dan janin nya.
Karena pasien tidak sadarkan diri sudah cukup lama akhirnya aku panggil Amelia karena takut ada syaraf kepala nya kena.
Dan aku panggil jackson untuk memeriksa luka bakarnya. Aku sendiri pun memeriksa kondisi janin melalui usg, dan kulihat janin nya terancam karena kelilit tali pusar dan tangan nya terlihat patah.
Inhale.. Exhale... Siapa bilang dokter tidak punya hati? Kami walaupun sudah lama menjadi dokter tetap saja masih suka sedih kalau lihat kasus pasien yang parah seperti korban kecelakaan atau korban bencana.
"Huft ini luka terbakar terparah kayak nya dibanding korban yang lain nya." ujar jackson
"Keliatan nya sih ini aman dokter park,tapi kita ct aja ya biar tidak salah penanganan." ujar amelia
"Kondisi janin tidak aman,kelilit tali pusar dan tangan nya patah. Bisa drop sewaktu-waktu jadi kita harus gerak cepat ya." ujarku.
Langsung saja kami semua bergerak cepat ke tempat CT, selesai CT kami lihat tidak ada masalah dengan syaraf nya akhirnya Amelia langsung meninggalkan kita.
Karena belum bisa mengambil keputusan operasi akhirnya kita masukkan pasien ke ruangan icu khusus luka bakar.
Sampai ruangan jackson langsung mengelupas kan kulit pasien yang terbakar. Saat sedang di urus kulit nya tetiba pasien sadarkan diri dan teriak kesakitan.
Akhirnya jackson tenangin sambil lanjut melakukan nya. Rupanya rasa sakit tak bisa ditahan, sang pasien semakin menjerit.
Setiap menjerit kesakitan sudah pasti pasien akan mengejan menahan sakit, otomatis semakin membuat janin terancam.
Ku lihat monitor jantung janin melemah, akhirnya mau tidak mau harus membawanya ke ruang operasi dan lakukan operasi caesar.
Akhirnya kita suruh para dokter magang dan residen untuk mempersiapkan pasien di ruang operasi.
Sesampainya di ruang operasi aku langsung mencuci tangan dan bebersih bersama jackson. Yap jackson ikut karena dia masih mau lanjut membereskan kulit yang luka bakarnya itu.
Selesai bebersih kami langsung masuk ruang operasi dan langsung di pakaikan jubah serta handscoon dan lainnya.
Setelah sudah rapih langsung saja kita mulai operasi penyelamatan janin nya dan jackson mengatasi kulit luka bakar nya.
Setelah selesai menyelamatkan janin nya aku langsung menyuruh dokter residen memotong tali pusarnya, dan langsung menggendong baby nya perlahan ke meja operasi kecil di belakang ku.
Saat aku mengatasi baby nya, aku nyuruh dokter residen mengurus sisanya di ibunya, karena tidak ada yang aneh jadi aku mempercayai dokter residen untuk menghandle nya.
"Tiff can u handle it?" ujar jackson "I can jack." ujarku sambil melakukan cpr ke babynya karena kelilit tali pusar parah banget tadi.
Akhirnya babynya pun mulai bisa bernafas dan mulai nangis, aku pun langsung meneteskan air mata bahagia melihat nya.
Langsung saja aku mulai periksa tangan nya yang patah karena tergencet di dalam kandungan ibunya.
Untung saja tulang nya tidak terlalu parah, akhirnya kami diamkan terlebih dahulu karena kami yakin masih baby gini tulang nya bisa regenerasi sendiri.
Akhirnya aku pun memanggil jackson untuk dia lihat tangan baby yang patah, menurut dia gimana dan jackson pun sependapat.
Akhirnya jackson meminta ari-ari baby nya untuk menambal kulit baby yang terkoyak.
Selesai jackson mengatasi baby nya langsung aku masukkan kedalam inkubator, karena ibunya sudah selesai juga di handle dokter residen akhirnya kami menyuruh mereka kembalikan pasien ke ruangan tadi.
Yaitu icu khusus luka bakar. Abis itu aku menyuruh dokter magang untuk mencari tahu kabar keluarga nya, mencari keberadaan keluarga nya di ruang tunggu yang disediakan khusus tadi dan menempelkan info di papan tempat para keluarga menunggu kabar.
Setelah itu aku keluar dari ruangan operasi sambil membuka jubah, handscoon dan lainnya lalu membuang ke tempat khusus.
Lalu aku bersama jackson mencuci tangan membersihkan diri kami. Selesai itu jackson memeluk ku erat karena dia tadi tau kalau aku nangis bahagia ketika melihat baby nya mulai bersuara.
Setelah di rasa cukup akhirnya kami pun keluar dari ruang operasi dan menuju ke ruangan santai untuk minum.