44. Mimpi

271 49 6
                                    

Brugg

"TIDAAKKK."

"AAAWWW," teriak Adz histeris terbangun dari mimpi buruknya dengan tubuh yang terjatuh terlentang dari tempat tidur. Ia lalu meraup wajahnya dengan kedua tangan lalu beralih menyentuh seluruh tubuhnya.

Aman, tak ada yang kurang dan lecet dengan tubuhnya. Namun ia rasakan sakit di beberapa bagian tubuhnya karena terjatuh dari ranjangnya.

Astaghfirullah._ batin Adz.

Dadanya ia rasakan berdetak dengan cepat dan keras sehingga seakan ia bisa mendengar suara detak jantungnya dengan sangat jelas.

Adz lalu menghapus  keringat di wajahnya. Basah, ia rasakan seluruh tubuhnya pun sedikit basah karena berkeringat.

Adz mengangkat kedua tangannya, menengadah mengambil sikap berdoa, kemudian Adz membaca doa.

أَللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَان وَسَيِّئاَتِ اْلأَحْلاَمِ



Artinya: “Ya Allah aku berlindung kepadaMu dari perbuatan setan dan buruknya mimpi.”

"Ya Allah mimpi apa an sih gue. Amit-amit dah gue mati jatuh ke jurang, kan gak etis banget tuh. Naudzubillah mindzalik," ucap Adz lalu mengusap wajahnya dengan kasar.

Yap! Tadi itu hanya mimpi. Mimpi yang seakan-akan memang nyata yang membuat jantung Adz berdetak dengan cepat tak teratur, badannya berkeringat dingin, cemas, takut dan jangan lupakan dengan seluruh tubuhnya yang mendadak bergetar hebat. Adz lalu kembali duduk di ranjangnya.

"Berasa nyata banget tadi mimpinya. Lagian masa gak tau apa-apa tiba-tiba dikejar gang motor, pake tersesat di hutan, jatuh ke jurang? Berasa kaya di sinetron aja nih mimpi tadi. Huh."

Tok tok tok.

Suara pintu dari luar di ketuk dengan diikuti suara salam.

"Wa'alaikumussalam. Masuk aja Khas," sahut Adz dari dalam kamar. Tak lama Khasna pun masuk ke kamar Adz.

"Loh, kak Adz kok masih tiduran? Hari ini kakak berangkat ke sekolah kan?" tanya Khasna.

"Emang sekarang jam bera-" ucap Adz yang terhenti saat melihat jam weker yang menujukkan pukul 6 pagi.

"Astaghfirullah aku kesiangan. Aduh gara-gara tuh mimpi sih," cerocos Adz lalu segera bangkit dan mengambil handuknya, kemudian berlari menuju kamar mandi yang ada dikamarnya.

Khasna menggeleng-gelengkan kepalanya melihat sikap Adz yang seperti itu. Kebiasaan Adz yang kadang sehabis sholat subuh tidur lagi.

Lalu dengan inisiatif Khasna menyiapkan baju seragam Adz, dan meletakkannya di ranjang Adz. Setelahnya Khasna turun ke bawah, menuju ruang makan.

Lima belas menit kemudian Adz turun dan menghampiri Khasna yang sudah duduk manis di salah satu kursi ruang makan. Nampak juga di sana ada Putri.

Adz langsung duduk di kursi yang berhadapan dengan Khasna.

"Anak gadis yawene toh nembe tangi," ucap Putri. (Anak gadis kok jam segini baru bangun)

Adz melirik sinis Putri. "Apa lo! Masih esuk yo wis bertamu, numpang sarapan maning," sindir Adz. (Masih pagi sudah bertamu, numpang sarapan lagi.)

"Putri, kak Adz, esih esok ojo gawe ribut. Ayo sekarang kita sarapan dulu setelah itu berangkat sekolah." (Masih pagi, jangan bikin ribut) Nasihat Khasna  lalu ketiganya mulai melanjutkan sarapan lagi.

Cinta Sebening SyahadatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang