58. Sudah Tahu

211 50 18
                                    

Assalamu'alaikum semua

Sudahkah kalian membaca Al-Qur'an hari ini?
Jangan baca cerita ini jika melalaikanmu dari ibadah yaaa!!!
Terima kasih saya ucapkan untuk kalian yang masih setia menunggu cerita ini❤

Hak cipta dilindungi oleh Allah swt dan Undang-Undang🇮🇩

---Saya yakin, kalian tahu bagaimana cara menghargai sebuah karya 😊---


🌷HAPPY READING🌷

"Iya Bin. Ngomong-ngomong itu ada bunga yang biasa buat ziarah, kamu mau ke kuburan siapa?" tanya Khasna sekedar berbasa-basi.

Sebenarnya Khasna ingin menanyakan Adz pada Bina.

Bina menunduk, raut wajahnya berubah sendu. "Aku mau ke Adz, Khas."

Khasna mengkerutkan kening, mendadak otaknya blank.

"Mak-maksudnya?"

"Hm, aku kangen Adz Khas, sejak Adz dimakamkan, aku baru sekali ke makamnya saat Adz di makamkan."

Deg.

"Tap-tapi kak Adz gak-" Khasna ingin menyangkal ucapan Bina yang seenaknya saja mengatakan bahwa Adz sudah meninggal. Bukannya Adz sedang ke luar kota? Untuk menemui neneknya dari pihak ayah kandungnya yang sedang sakit di sana? Itu yang di katakan umma dan abi nya.

"Kamu kenapa pas Adz di makamkan tidak datang Khas?" Potong Bina hati-hati.

Khasna menggeleng cepat, lalu tertawa hambar, "Gak Bin. Ya Allah kamu bercandanya serius banget sih? Sumpah ya ini gak lucu bawa-bawa kak Adz meninggal lagi."

Bina mengkerutkan keningnya. Siapa yang bercanda di sini?

"Ka Adz itu sedang ke luar kota, jengukkin nenek yang sedang sakit di sana," jelas Khasna setelah meredakan tawa hambarnya.

"Ikhlas kan Khas, biar Adz tenang di sana."

Khasna menggeleng cepat, apa-apa an ini. Kenapa sahabat kakaknya sendiri mengatakan Adz telah tiada? Sebenarnya di sini siapa yang bohong dan di bohongi?

"Apa kamu lupa Khas, korban tabrak lari yang sempat menghebohkan beberapa waktu lalu di perempatan arah sebelum sekolah?"

Khasna mengkerutkan keningnya, kecelakaan apa? Dan siapa pelaku dan korbannya?

"Mak-maksudnya?"

"Korban tewas itu tak lain dan tak bukan adalah Adz-Adzkiya Maira Fauziyah," jelas Bina.

Khasna kembali menggelengkan kepala beberapa kali dengan cepat. Menolak pernyataan Bina yang sangat jauh berbeda dengan pernyataan dari keluarganya mengenai kabar Adz.

Kecelakaan? Perempatan dekat sekolah? Tabrak lari? Adz? Meninggal? Apa maksud semua ini? Ia bahkan belum melihat Adz sejak ia kecelakaan karena menolong Adz. Bagaimana bisa Adz dinyatakan meninggal? Apa maksud semua ini?

Berbeda dengan Khasna, Bina sekarang mengkerutkan keningnya tak paham dengan Khasna, adik dari sahabatnya yang telah meninggal itu.

Apa Khasna belum mengikhlaskan Adz pergi untuk selamanya? Ataukah ia tidak tahu kalau Adz meninggal? Tapi bagaimana mungkin opsi kedua benar karena Khasna adalah adiknya Adz dan mereka tinggal serumah.

Khasna mengangkat kepalanya yang tadi menunduk. Ia lihat wajah sahabat kakaknya yang basah oleh air mata. Bina menangis? Menangis untuk apa? Tidak mungkin gadis di depannya ini se semangat ini bercanda pada dirinya sampai akting menangis kan?Apa mungkin yang di ucapkannya tadi adalah kebenarannya? Tidak! Ia tidak percaya dengan ucapan Bina.

Cinta Sebening SyahadatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang