"Meskipun bukan gue yang lo cinta. Bukan yang lo minta di sepertiga malam lo, tapi setidaknya gue adalah seseorang yang akan selalu berusaha membuat lo tersenyum bahagia. Tersenyumlah, meskipun bukan gue yang lo harapin."
🌹Cinta Sebening Syahadat🌹
Story by = Nayra Lii
Jangan lupa awali dengan bismillah
Ambil positifnya, buang negatifnya.
🌷HAPPY READING🌷
Khasna duduk di depan cermin yang ada di kamarnya. Ia memperhatikan wajah putihnya yang terpantul di cermin rias itu. Ia menghela nafas. Entah mengapa ia merasa gugup kali ini.
Entahlah, sudah menjadi rahasia umum kalau Khasna sering mengikuti lomba tilawah, tahfidz maupun cerdas cermat islam . Tak jarang juga ia mendapatkan juara. Itu semua tak lepas dari karunia Allah, serta ikhtiar dan doa orang-orang yang selalu mendoakan dirinya. Tapi entahlah, kali ini Khasna terlihat gugup. Bahkan meskipun ini masih di rumahnya belum ke tempat perlombaan.
Apakah karena tempat perlombaanya kebetulan diadakan di sekolah Adz? Yang tentu saja tempat bersekolah Kris juga?
"Astaghfirullah," ucapnya terkaget saat sebuah sentuan seseorang ia rasakan di pundak kirinya. Ia menatap cermin. Menampilkan seorang gadis seusianya yang memakai seragam batik sekolahnya, yang berbeda dengan seragam yang sedang ia kenakan.
"Kenapa? Dari tadi aku ucap salam sambil ketuk pintu kok diam aja?" Adz tersenyum sambil menatap pantulan wajahnya dan Khasna di cermin. Terlihat di sana wajah Khasna yang gugup.
"Maaf ka, Khasna gak dengar." Khasna menunduk.
"Nglamunin apa sih?" ucap Adz setelah menggeser kursi belajar mendekati Khasna, lalu duduk disamping Khasna dengan tubuh serong ke depan Khasna. Memperhatikan adiknya yang diam menunduk.
"Khasna... gugup kak."
"Gugup kenapa?" tanya Adz masih lembut sambil memegang pundak kiri Khasna.
"Kakak kan tau hari ini aku ikut lomba tilawah, di sekolahnya kakak." Khasna kini menatap Adz.
"Loh bukannya kamu kan udah sering ikut lomba tilawah? Kok masih aja gugup gitu? Demam panggung ya?"
Khasna tersenyum, "Dulu pas awal-awal ikut lomba sih gitu kak."
"Terus sekarang apa yang membuatmu gugup seperti itu?"
Reflek Khasna yang tadi menunduk segera mengangkat wajahnya. Manik matanya bertemu dengan manik mata Adz.
Khasna menggeleng tak tahu kenapa ia jadi gugup dan grogi seperti ini, "Khasna gak tau kak."
Adz terlihat seperti berpikir, dengan jari telunjuk tangan kanannya yang ia ketuk-ketukkan di dagu, sedang jari lainnya ia tekuk, " Apa karena Kris?"
Sontak Khasna melotot, terkejut. Kenapa kakaknya mengatakan itu? Apa hubungan ke gugupan ia dengan Kris.
"Maksudnya?" Terlihat raut kebingungan Khasna.
"Mba Kiya mba Qilla cepetan udah di tungguin buat sarapan." Suara bocah kecil yang tiba-tiba masuk ke kamar Khasna sambil berteriak. Membuat dua gadis yang sedang berbincang santai itu kaget, lalu mengucap istighfar sambil mengelus dada.
Adz dan Khasna sontak saling pandang sambil menaikkan salah satu alis mereka. Bingung. Itu lah yang keduanya pikirkan.
Adik kecilnya, Farhan yang irit bicara dengan wajah datar yang menjadi ciri khasnya ternyata bisa berteriak se menggelagar seperti itu? Habis makan apa Farhan? Kesurupan kah? Adz dan Khasna menggelengkan kepalanya masing-masing. Merasa konyol dengan pemikirannya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Sebening Syahadat
Ficção AdolescenteAku, Tuhan, Kamu dan Dia Khasna menghela nafas, "Ceritanya ada dua muda-mudi yang saling cinta. Namun harus saling mengikhlaskan karena perbedaan diantara keduanya." "Kalau benaran cinta kenapa gak berjuang untuk mendapatkannya?" "Karena ada cinta y...