50. Kecelakaan

235 53 1
                                    

"Ka Adz?"

Adz menggeleng lemah sambil tersenyum perih. Air matanya sejak tadi ia tahan agar tak terjatuh.

Ia perlahan memundurkan langkahnya ke belakang.

Melihat Khasna yang terus menoleh kebelakang membuat Kris ikut menolehkan kepalanya kebelakang.

Tak jauh dari tempatnya duduk terlihat Adz yang tengah berdiri melihat ke arah mereka.

Kris tersenyum melihat Adz. Adz balas tersenyum, tentunya bukan senyuman bahagia.

Khasna berdiri. Perlahan ia melangkah menghampiri Adz, perlahan juga Adz mundur kebelakang.

"Ka Adz!" teriak Khasna sambil mengejar Adz yang mulai berlari.

"Kak tunggu! Ini tidak seperti yang kau pikirkan!" Ia tak ingin kakaknya salah paham atas ucapan Kris tadi. Meskipun Khasna rasa ia punya rasa untuk Kris, tapi ia sadar diri. Tidak mungkin ia akan membiarkan rasa itu tumbuh menjadi cinta, di saat sang kakak pun mencintai orang yang sama.

Melihat itu membuat dahi Kris mengkerut? Apa yang terjadi diantara dua saudari itu?

Kris hendak menyusul mereka. Namun urung ketika ponselnya berdering.

"Halo Bu."

"...."

"Syukurlah. Kalau gitu aku ke rumah sakit sekarang," ucapnya bahagia mengetahui kabar nenek nya telah siuman. Setelahnya ia menutup teleponnya. Ia mengedarkan pandangannya menyadari Khasna dan Adz yang sudah luput dari penglihatannya. Kemudian dengan langkah cepat namun sedikit ragu Kris menuju rumah sakit tempat neneknya di rawat.

"Ka Adz tunggu! Ini gak seperti yang kakak pikirkan!" teriak Khasna lebih keras. Ia berhenti sejenak untuk mengatur pernapasannya.

Peluh sedari tadi mengalir di dahinya, padahal udara di sini sedikit dingin.

Adz berhenti berlari. Badannya berdiri tegak dengan nafas yang terlihat tak beraturan. Pandangannya lurus ke depan. Tak menoleh sedikit pun pada Khasna yang berdiri belasan meter di belakangnya .

Melihat sang kakak yang berhenti berlari membuat Khasna segera menghampiri kakaknya. Ia berdiri di depan Adz.

"Kak, ini tidak seper-"

"Tidak seperti apa yang kau maksud?" Suara itu terdengar datar namun sarat akan emosi di telinga Khasna.

"Kak..." lidah Khasna seakan keluh untuk mengatakan sesuatu.

"Lo suka sama Kris? Lo kok tega banget sih sama gue hah! Lo tahu kan kalo gue suka sama Kris sejak dulu hah!" teriak Adz histeris.

Padahal dulu ia sudah berusaha untuk melupakan Kris. Ia tahu yang di cintai Kris adalah Khasna bukan dirinya. Awalnya ia kira Khasna tak memiliki perasaan lebih pada Kris, membuat ia perlahan berusaha untuk melupakan Kris. Tapi mendengar pernyataan Kris tadi membuat hatinya sakit, ia merasa di hianati oleh Khasna, adiknya sendiri.

"Kenapa Khas?"

"Kak, ini gak seperti yang-"

"Mau coba jelasin apa lagi hah! Dari dulu lo selalu selangkah lebih maju dari pada gue! Dan sekarang untuk masalah percintaan gue harus mengalah sama Lo?" Adz menggeleng-gelengkan kepalanya pelan.

Cinta Sebening SyahadatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang