6. Dia (Revisi)

3.3K 184 3
                                    

Dipagi harinya Kris joging bersama Dhani, ayah tirinya, menikmati pemandangan alam yang begitu indah nan sejuk di lereng gunung Slamet, tepatnya di desa Paguyungan, kecamatan Paguyungan, Brebes selatan, yang membuat setiap mata terpukau dibuat oleh keindahan alam yang memukau.

Jujur Kris merasa nyaman dan senang mempunyai ayah seperti Dhani, beliau sosok ayah yang baik, penyayang, bertanggung jawab dan segala sifat idaman yang harus ada pada seorang pemimpin keluarga ada pada dirinya, meskipun Kris baru mengenalnya. Kris yakin Dhani adalah sosok suami terbaik untuk istri sebaik ibunya.

"Ya ampun." Dhani menepuk jidatnya sendiri, menyadari ada sesuatu yang ia lupakan.

"Ada apa yah?" tanya Kris bingung.

"Ayah lupa, hari ini ayah ada rapat sama dewan guru disekolah."

"Tapi kan hari ini hari minggu."

"Justru itu, rapatnya sengaja diadakan dihari minggu, mengingat rapatnya sangat penting dan membutuhkan waktu yang lama." Dhani terlihat cemas.

Ayah adalah kepala sekolah ditempat ayah kerja, kalau ayah ngga datang urusannya mungkin akan kacau.Gumam Kris dalam hati.

"Kalau gitu ayah pergi saja kesekolah, biar Kris lanjutin jogingnya sendiri."

"Tapi kamu serius ayah tinggal disini?Kamu kan udah lama nggak kesini. Bagaimana kalau kita pulang kerumah bareng aja."

"Ah ngga usah yah, Kris masih pengin jalan-jalan. Ayah langsung ke sekolah
aja" pinta Kris.

Akhirnya Dhani pun pergi ketempat ia bekerja dengan perasaan tak enaknya meninggalkan anaknya,Kris.

*

Matahari sudah sampai pada puncaknya, bersinar indah menyinari bumi dengan segala keunikan serta keindahan yang tak bisa diucapkan oleh kata-kata.

Jam pun sudah menunjukan pukul 12.20 lebih waktu setempat, namun Kris masih berjalan-jalan santai menyusuri setiap tikungan-tikungan jalan serta naik turunnya tangga alam pegunungan. Kris ingin bernostalgia dengan masa kecilnya.

Tiba disuatu danau tempatnya dulu ia sering kesini, Kris mencoba untuk mengingat masa kecilnya, saat dirinya sedang bermain dan bercanda dengan orang-orang yang ia cinta.
Kris pun tiduran diatas rumput pinggir danau.

*

Seorang gadis remaja nan cantik berkerudung pink sedang duduk dipinggir danau. Menikmati pemandangan danau yang membuat hatinya tenang. Ia merasa senang karena ia masih bisa ketempat ini, salah satu tempat favoritnya dan uminya setelah majelis ilmu.

Ia masih ingat terakhir kali dirinya datang kesini. Tepatnya delapan tahun yang lalu, saat setelah lima hari umma nya melahirkan adik kecilnya. Waktu itu ia usianya baru sekitar delapan tahun sudah didik di salah satu pesantren di Banten dari umur lima tahun. Abinya menjemputnya dari pesantren agar ia bisa melihat wajah tampan adik laki-lakinya.

Gadis itu membuka tas kecilnya, lalu mengambil salah satu benda persegi berwarna pink kecil dari dalamnya.

Ia membuka benda berbentuk persegi itu, lalu memabaca tulisan yang ada didalamnya. Lantunan suara merdu pun mulai tedengar, membuat siapa pun yang mendengar akan merasa damai hatinya, meskipun tak tahu apa yang ia ucapkan dan yang tak lain itu adalah lantunan bacaan Al-Qur'an dan benda pesegi itu adalah Al-Qur'an nya.

بسمالله الرحمن الرحيم

اَلْحَمْدُالِلّٰهِ الَّذِ ي أَنْزَلَ ءَلَیٰ ءَبْدِهِ الْكِتاَبَ وَلَمْ يَجْعَلْ لَهُ عِوَجًاۜ
Al-hamdu lillahil-ladzii anzala'ala 'abdihil kitaaba walam yaj'al lahu 'iwajaa

Cinta Sebening SyahadatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang