29. Perdebatan Kecil (Revisi)

479 66 7
                                    

Bismillahirohmanirrohim

Assalamu'alaikum semua?
Apa kabar?
Semoga baik-baik saja  ya aamiin

"Malam semua," sapa Kris setelah masuk ke dalam rumahnya yang langsung di sambut ibunya, Lina.

"Kris, kamu dari mana saja? Kenapa kamu baru pulang sekarang? Kamu gak kenapa-kenapa kan?" Lina khawatir pada putra sulungnya, dari siang setelah pulang sekolah anaknya itu baru pulang setelah jam menunjukan pukul 19.00. Tentu ia merasa khawatir pada putranya, takut terjadi sesuatu.

Kris mengulas senyum tipis, "Kris dari rumah temen, Kris gak kenapa-kenapa kok Bun, Bunda gak usah khawatirin Kris."

"Tapi handphone mu gak aktif, jelas Bunda mu ini sangat mencemaskan putranya." Dhani datang lalu mengelus pucuk kepala istrinya yang terbalut jilbab warna hitam.

"Tadi hp Kris lowbed, lupa di charger."

"Ya udah, sekarang kamu masuk kamar, terus mandi lalu makan malam bersama ya?" ucap Lina.

Kris mengangguk. Lalu menuruti ucapan ibunya.

Setelah selesai mandi dan bersiap Kris turun ke lantai satu, tepatnya ke ruang makan, disanya sudah ada ibu nya, ayahnya, Denis, Megan dan Tania.

"Lo lama banget sih Kris mandinya, udah kayak cewek aja" sewot Tania yang sudah kelaparan, tak ingat bahwa dia di sini menumpang tinggal di rumah orang tua Kris.

Kris memutar mata jengah, perasaan ia mandi tidak lebih dari lima belas menit deh, udah dikatain lama. Lalu bagaimana dengan Tania yang mandinya paling cepat setengah jam?

"Udah gak usah berantem, sekarang kita makan dulu," lerai Dhani yang diangguki semua orang di meja makan.

"Ayah, Denis mau mimpin baca doa makan ya?" Anak kecil berusia empat tahun itu sangat antusias, sejak Kris dan Megan datang kerumah ini Denis tidak pernah lagi memimpin doa makan. Biasanya anak kecil ini sangat antusias dan meminta ayahnya agar ia yang memimpin doa.

Dhani dan Lina mengangguk, "Ayok, sekarang Denis pimpin doa mau makan," ucap Dhani, "Kalian baca doa sesuai keyakinan kalian " Dhani melihat ke arah Kris, Tania dan Megan. Mereka bertiga mengangguk.

"Bismillahirrohmanirrohim. Allahumma bariklana fiima rozak tana waqina adza bannar"
.
.
.
.
.

S

etelah selesai makan malam Kris langsung masuk ke dalam kamar nya. Pikirannya terus berkenala pada penjelasan yang Nabil berikan tadi siang.

Tak dapat di pungkiri, bahwa penjelasan yang Nabil ucapkan cukup menggetarkan hati dan jiwa nya, ia membenarkan penjelasan yang Nabil lontarkan meskipun otak sedikit tak menerima.

"Gue perhatiin Lo memperhatikan seksama Denis waktu baca doa tadi" ucap Tania sambil menyilangkan kedua tangan di depan dada, gadis itu berdiri menyender di dinding dekat pintu.

Kris mentralkan degup jantungannya  yang terkejut melihat kedatangan Tania yang tiba-tiba.

Kris memutar matanya jengah.

Tania menghampiri Kris.

"Bahkan Lo sampai melakukan hal yang sama seperti Denis, nyokap dan bokap tiri Lo lakuin"

Cinta Sebening SyahadatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang