59. Kabar Pernikahan

300 44 4
                                    

Btw Cinta Sebening Syahadat  (CSS) ganti cover yaaa





Dengan hati-hati abi menyentuh salah satu pundak perempuan itu, tangannya bergetar hebat dan batinnya terus menerus berucap istighfar. Perlahan abi membalikkan posisi korban hingga terlentang.

Deg.

Matannya seketika membola dan jantungnya seakan berhenti berdetak.

"Khasna, Khas bangun sayang," abi memegang kedua sisi wajah Khasna, ia rasakan suhu tubuh puterinya yang sangat dingin.

Wajah dan bibirnya terlihat sangat pucat. Terlihat sedikit darah yang keluar juga dari hidungnya.

"Ya Allah Khasna... kenapa kamu seperti ini nak." Abi kemudian segera membopong Khasna, membawa dan meletakkan tubuh ringkih itu di bagian belakang penumpang. Setelahnya dengan kecepatan diatas rata-rata abi melajukan mobilnya di tengah derasnya hujan.

Tak membutuhkan waktu lama akhirnya mereka sampai di depan rumah. Abi membunyikan klakson mobilnya beberapa kali, agar orang di dalam rumah segera turun dan membukakan pintu.

Umma dan Farhan yang mendengar suara klakson an mobil yang nyaring segera turun ke bawah.

"Ya Allah abi, apa yang terjadi sama Khasna?" Umma terlihat sangat khawatir saat membuka pintu di dapatinya suaminya yang basah kuyup menggendong Khasna ala bridal style.

"Umma siapkan air hangat lalu bersihkan tubuh Khasna. Farhan telepon tante Fitri suruh ke sini sekarang periksa mba Khasna lagi sakit."

Umma dan Farhan mengangguk patuh dan segera melaksanakan perintah abi.

Sekitar setengah jam kemudian dokter Fitri yang merupakan adik dari umma datang kerumah. Dokter berusia 33 tahun itu segera memeriksa keponakannya.

.
.
.
.
.
.
.

Khasna membuka kedua matanya perlahan. Mata indahnya berkedip cepat menyesuaikan pencahayaan dari sinar matahari pagi yang masuk lewat jendela kamarnya.

Ia memegang pelilpisnya kemudian memijitnya pelan untuk mengurangi rasa peningnya.

Ia edarkan matanya yang ternyata ia berada di kamarnya, seingat dirinya ia kemarin keserempet mobil.

"Assalamu'alaikum." Umma dan abi masuk ke dalam kamar Khasna. Kemudian mereka duduk di ranjang Khasna.

"Gimana keadaanmu?" tanya abi sambil mengelus kepala Khasna yang terlapisi khimar instan.

"Alhamdulillah abi."

"Sayang kemarin malam kenapa hujan-hujan nan?" Umma mengelus tangan kiri Khasna.

Khasna diam, bingung mau menjawab apa.

"Udah kalau gak mau di jawab juga ndak papa kok." Umma tersenyum tulus, mungkin putrinya ini belum bisa menjelaskan alasan sampai harus hujan-hujan kemarin malam.

"Umma abi..."

Kedua paruh baya itu sontak menatap Khasna. Sedangkan yang di tatap terlihat gugup.

"Bicaralah." Abi tersenyum.

"Kapan kak Kiya pulang?"

Mereka yang di tanya diam.

"Kak Kiya masih lama ya menginap di rumah nenek? Padahal Qilla sangat rindu."

Cinta Sebening SyahadatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang