Flasback on
"Apakah ini yang kau sebut ketenangan dengan meninggalkan ceramah sang pastor dan justru duduk santai di sini?" todong Kris dengan pertanyaan setelah sampai di depan Marcus.
Marcus yang semula memejamkan matanya kini membuka matanya tiba-tiba saat mendengar suara tak asing.
Kris menatap tajam Marcus sebentar lalu beralih pada buku dan pulpen dipangkuan Marcus. Marcus tersenyum sinis, "Lo sendiri, ngapain ke sini? Apa lo butuh ketenangan seperti gue? Dan mulai ragu tentang ajaran yang slama ini lo anut?"
Kris yang awalnya menatap tajam sambil mengepalkan kedua tangannya seketika tatapan matanya berubah, begitupun reflek dengan kepalan tangannya yang terkulai sendiri.
Kris ingin menyanggah ucapan Marcus, namun urung karena ucapan yang Marcus katakan benar apa adanya.
"Lalu kenapa kau berada di sini?" tanya Kris masih santai.
"Tentu, untuk menenangkan hati," jawab Marcus sambil memejamkan kedua matanya. Dengan punggung yang bersandar pada dinding masjid.
Kris ikut duduk di samping Kris.
Allahu akbar
Suara takbiratur ikhrom terdengar, di susul kemudian suara bacaan alfatihah dari sang imam.
"Kau tahu Kris, sejak dulu gue ingin menjadi bagian dari mereka," ucap Marcus masih dengan memejamkan matanya.
Kris menoleh ke Marcus.
Tanpa bertanya Kris pun tahu maksud Marcus.
"Apa yang membuatmu tertarik dengan islam?" tanya Kris kemudian.
"Semuanya. Ajarannya, semua masalah kita bisa kita selesaikan dan temukan jawabannya dalam islam."
"Bukankah semua agama sama mengajarkan kebaikan?"
"Tentu, tapi islam berbeda. Hanya dengan mendengar suara orang melafadkan adzan dan al-quran bisa membuat hati tenang. Dapat membuat hati bergetar, tersenyum bahkan menangis meskipun yang mendengar tak tahu artinya. Dan lebih dari itu, banyak ketenangan yang kau dapatkan dengan mempelajarinya."
"Sama seperti kau," lanjut Marcus.
"Apa maksudmu?"
"Kau pun mempunyai ketertarikan dengan islam, sejak awal kau mendengar suara seorang gadis mengaji. Kau pun sering bertanya-tanya tentang islam kepada seseorang. Namun masih ada sedikit keraguan di hatimu tentang islam," ujar Marcus panjang lebar.
Sontak pernyataan Marcus membuat Kris menatap tajam padanya.
"Bagaima-"
"Aku mempunyai kelebihan yang tak dimiliki pada kebanyakan orang," jawab Marcus memotong pertanyaan Kris.
"Lalu bagaimana dengan keluargamu? Apakah mereka menyetujuinya?" tanya Kris.
Marcus menggeleng pelan, "Mereka menentang keras."
"Lalu, apakah kau akan mengikuti kata hatimu dan menentang keluargamu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Sebening Syahadat
Ficção AdolescenteAku, Tuhan, Kamu dan Dia Khasna menghela nafas, "Ceritanya ada dua muda-mudi yang saling cinta. Namun harus saling mengikhlaskan karena perbedaan diantara keduanya." "Kalau benaran cinta kenapa gak berjuang untuk mendapatkannya?" "Karena ada cinta y...