54. Duka Cita

247 53 5
                                    

Jadikan Al-Quran sebagai bacaan utama mu

Jangan lupa sholawatnya

Semoga cerita ini tidak melalaikanmu dari ibadah dan rutinitasmu

Semoga ada hikmah yang dapat di ambil

Aku yakin kalian tau bagaimana cara menghargai sebuah karya tulis

🌹HAPPY READING🌹
.
.
.
.
.
.
.

Air mata gadis itu kembali menetes. Ia kemudian menengadah, menatap langit yang sedang mendung.

Gadis itu memegang dada kirinya yang terasa nyeri. Ia berucap istighfar dalam hati.

Tak ingin terlihat lemah, gadis itu kemudian menghapus air matanya dengan kasar.

Kemudian ia berjalan menghampiri motor metic nya. Mengeluarkan motornya dari tempat parkir, kemudian meninggalkan tempat parkir dan sekolahnya menggunakan motornya.

Dengan suasana hati yang buruk Adz menjalankan motornya dengan kecepatan tinggi. Tatapannya lurus kedepan, namun pandangan mata itu terlihat kosong.

Sesekali ia hampir menabrak pengguna jalan yang lain, namun di detik-detik terakhir ia tersadar, sehingga dapat mengatasi kemungkinan-kemungkinan buruk yang mungkin akan terjadi dengan ke mahirannya berkendara.

Tetesan air dari langit terus menghujami bumi sejak ia keluar dari sekolah, sampai detik ini gerimis tersebut masih mengguyur bumi, namun tak membuat Adz untuk sekedar menghentikan motornya.

Adz menggelengkan kepala beberapa kali sambil memejamkan mata sesekali tat kala ucapan Kris waktu di tempat parkir tadi terus berputar di otaknya, tak ketinggalan juga ucapan kasar Putri tempo lalu. Motornya sesekali oleng saat ia tiba-tiba menggelengkan kepalanya dengan cepat dan mendadak.

Gue egois! Gue gak berguna! Gue nyusahin!_ batinnya beberapa kali. Ucapan Putri waktu itu membuat dirinya terus memikirkannya.

Apa ia seburuk itu?

Adz, dada kirinya semakin nyeri, pukulan tak kasat mata seakan terus menghujami dada gadis itu.

Adz menghela nafas kasar. Sambil menutup mata ia mencengkeram, memutar setir motornya dengan kencang, yang tak ia sadari itu membuat laju motornya semakin kencang.

Mata gadis itu masih tertutup. Tak memperhatikan jalan yang semakin dekat dengan perempatan jalan yang sepi.

Yang tak ia sadari dari arah kiri jalan sebuh mobil sedan melaju dengan kecepatan tak kalah tinggi.

Adz masih memejamkan matanya. Entah kemana pikirannya sekarang, batinnya terus berucap istighfar guna mengurangi rasa sesak dan sakit hatinya.

Detik berikut ia teradar bahwa ia sedang mengendarai motornya, tak ingin hal buruk terjadi ia memelankan laju motornya kemudian membuka matanya perlahan.

Bersamaan dengan itu bunyi klakson mobil nyaring memenuhi rungunya, sebelum  tubuh dan motornya menghantam benda keras dan kemudian terpental jauh kedepan beberapa meter,  kemudian dengan keras menghantam aspal jalan.

Cinta Sebening SyahadatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang