23. Ungkapan Perasaan (Revisi)

845 85 17
                                    

Jangan membaca cerita ini jika melalaikanmu dari ibadah

Sebaik-baik bacaan adalah Al-Qur'an

Hak cipta dilindungi Allah SWT dan Undang-Undang🇮🇩

Aku yakin kalian tahu bagaimana cara menghargai sebuah karya

"Kalo kamu nurutin hawa nafsu kamu buat ngasih pelajaran ama mereka, apa bedanya kamu sama ucapan sadis mereka?"

.

"Khas, Adz mana? Kok gak ikut?" tanya Putri saat melihat Khasna keluar dari rumahnya.

"Ka Adz udah berangkat pagi-pagi sekali, katanya ada hal yang harus ia selesaikan dulu." Putri manggut-manggut sambil berohria.

" Ya udah yuk berangkat, keburu siang," ajak Putri yang diangguki Khasna, lalu mereka berdua beriringan naik sepeda menuju sekolah.

Sesampainya di depan sekolah mereka dibuat terkejut oleh kerumunan siswi yang sedang berkerumun.

"Eh Khas, itu ada apa sih? Kok mereka berkerumun? Pake teriak-teriak segala lagi. Kaya orang utan," tanya Putri yang kepo.

"Aku juga gak tau, lebih baik kita masuk aja yuk," ajak Khasna lalu mereka berjalan menuntun sepeda mereka ke tempat parkir sekolah.

Khasna terus berjalan menuntun sepeda nya tanpa niat sedikit pun menoleh kearah para siswi yang sedang mengkerumuni sesuatu. Sebenarnya Khasna ada sedikit rasa penasaran apa yang sebenarnya mereka kerumuni, tapi Khasna sebisa mungkin untuk tidak menghiraukan.

"Khasna!!!" teriak Putri membuat Khasna segera menoleh ke arah Putri.

"Itu Kris!" tunjuk Putri tepat kerah tengah kerumunan.

Refleks Khasna mengikuti arah tunjuk Putri, tepat saat mata Khasna tertuju pada sosok ditengah kerumunan, Kris yang menjadi pusat perhatian itu melihat Khasna. Senyum manis terbit dibibir Kris membuat para siswi yang mengkerumuni nya semakin berteriak histeris.

Namun berbeda dengan Khasna, gadis itu segera menundukan pandangannya, lalu segera melanjutkan jalannya yang tertunda. Namun baru tiga langkah ia berjalan, Putri sudah memanggilnya lagi. Membuat Khasna segera menoleh dan berucap, "apa?"

Mulut Khasna membeo sedetik saat ia menoleh kebelakangnya, dilihatnya Kris yang sedang menatap intens Khasna tanpa bekedip, Khasna pun segera memalingkan matanya kearah lain.

"Kris, gue udah bilang jang..." ucap Hilmi terputus saat melihat arah mata Kris yang menatap Khasna didepannya.

"Tenang, gue gak akan tergesa-gesa," jawab Kris enteng. Tapi bohong.

"Khasna?" panggil Kris sambil berusaha mengatur nafas serta jantungnya yang kian berpacu cepat. Sebisa mungkin ia mengontrol dirinya.

Khasna mendongak, namun tatapannya tak melihat Kris sama sekali, "Apa?"

Kris membuang nafas kasar, gadis yang ia suka bahkan tak berniat sama sekali menatap dirinya.

"Bisa tolong kamu hargai orang yang sedang berbicara di depanmu ini?" tanya Kris yang memang sudah berdiri tepat di depan Khasna.

Cinta Sebening SyahadatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang