62. Mengikhlaskan

357 63 5
                                    

Assalamu'alaikum semua

Sudahkah kalian membaca Al-Qur'an hari ini?
Jangan baca cerita ini jika melalaikanmu dari ibadah yaaa!!!
Terima kasih saya ucapkan untuk kalian yang masih setia menunggu cerita ini❤

Hak cipta dilindungi oleh Allah swt dan Undang-Undang🇮🇩

---Saya yakin, kalian tahu bagaimana cara menghargai sebuah karya 😊---

🌷HAPPY READING🌷

P

agi ini suasana di meja makan keluarga abi Fatih terlihat hening. Semua orang fokus pada makanannya sendiri, tidak ada yang berbicara karena itu sudah menjadi kebiasaan mereka, diam tidak berbicara saat sedang makan. Menghormati makanan yang tersaji di depan mereka.

Namun suasana pagi itu terlihat berbeda, terlihat lebih canggung dan menegangkan. Sesekali mereka melirik Khasna, kecuali si kecil Farhan yang tidak tahu permasalahan yang tengah dialami keluarganya.

Sedangkan Khasna, gadis itu terlihat sayu dan tak bersemangat.

"Aku selesai. Aku berangkat sekolah dulu." Khasna berdiri, kemudian memakai tas punggungnya. Gadis itu kemudian berjalan ke arah abinya, mencium dengan takzim punggung tangan kanan abinya, kemudian umma dan mas Adhimnya. Si kecil Farhan pun ikut menyodorkan tangan kanannya meminta salim.

Ia memang masih kecewa dengan keluarganya, tapi bagaimanapun mereka adalah keluarganya. Dan ia berdosa jika terus mendiamkannya.

"Assa-"

"Khasna." Suara Abi menghentikan ucapan salamnya.

Khasna berhenti melangkah. Kemudian menoleh ke arah Abi.

"Farhan, kamu dah selesai sarapannya?"

"Sudah Abi."

"Kalau begitu kamu cepat berangkat sekolah ya?"

"Baik Abi. Farhan berangkat sekarang, assalamu'alaikum." Setelah itu Farhan menyalami semua orang yang ada di situ, kemudian ia segera pergi dari rumah.

Abi mendekati Khasna, pria yang berstatus sebagai ayah kandung dari Khasna itu memegang kedua tangan Khasna.

"Qilla, abi dan yang lain minta maaf sama kamu, karena telah merahasiakan kematian Adz." Air mata Khasna tiba-tiba saja menetes. Gadis itu sangat menyayangi kakak tirinya, dan ia merasa  sangat kehilangan atas kematian Adz yang mendadak.

"Kenapa kalian rahasiakan ini dari Qilla?" Khasna menatap satu-persatu ketiga orang di sekitarnya.

Umma maju mendekati Khasna, wanita itu menangkup kedua pipi Khasna, " Sayang, maafin kami atas semuanya. Kami tidak bermaksud merahasiakan ini dari kamu. Kondisi mu yang saat itu masih sakit membuat kami mengurungkan niat untuk memberitahu mu. Dan saat kami berniat untuk memberitahu mu masalah kembali datang dengan Nabil membatalkan perjodohan kalian."

Khasna menghela nafas kasar, ia berusaha  menenangkan dirinya. Gadis itu kemudian tersenyum tulus menatap satu persatu dari ketiga orang dewasa itu.

"Khasna sudah maafin kalian. Khasna juga minta maaf karena kemarin sempat tak sopan sama abi, umma dan mas Adhim. Khasna  minta maaf."

Cinta Sebening SyahadatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang