"kutunggu surat pengunduran dirimu dari JEON C. Grub, secepatnya."
"Ini peringatan."
Sudah sering Nana menghadapi ancaman seperti ini, sudah biasa. Tapi efek rasanya masih sama. Sakit. Perih, menembus sampai jantung.
Baru tahu Nana bekerja di perusahaan Justin saja sudah membuat Sana kalap ingin segera menghabisinya. Bagaimana jika saudara tirinya itu tahu fakta sesungguhnya. Jika Justin dan Nana adalah sepasang kekasih. Tak bisa Nana bayangkan akhirnya akan seperti apa.
Tapi tidak.
Nana tidak akan membiarkan mereka datang lagi, mengacaukan lagi, menyakiti lagi. Sudah cukup ibunya menderita. Sudah cukup keluarganya tersiksa. Nana tidak akan membiarkan hal itu terjadi lagi. Dan cara satu-satunya untuk melindungi keluarganya saat ini adalah dengan tidak mengekspos kedekatannya dengan Justin di lingkungan luar.
Pekerjaan ini.
Nana menerimanya karena apa salahnya mencoba, toh Justin menawarinya dengan suka rela. Bayaran per bulan pun sangat banyak, tidak mungkin Nana melewatkannya hanya untuk gengsi semata. Kesempatan emas yang tak mungkin Nana dapatkan dua kali. Jadi tak salah kan kalau Nana menerimanya ? Dan mungkin, Nana harus segera memikirkan tentang mengundurkan diri dari JEON C. Grup- walau sebenarnya ia tak secara resmi bekerja di sana. Tapi Secepatnya, ia sudah meyakini sejak awal jika cepat atau lambat, ia harus keluar dari sana, sekaligus pergi dari kehidupan Justin.
"Eonnie, jangan melamun!"
Suara Irene seperti jam alarm pagi yang sering Nana setel ketika masih bekerja di kafe Jisoo. Seperti memiliki aliran listrik yang langsung menyengat sekujur tubuh saat nada sumbang berputar nyaring menusuk telinga.
Wanita itu tengah membersihkan patahan-patahan besi serta remukan kaca yang berceceran di lantai ruang tamu. Dan di sudut sofa sana, Nana tengah menenangkan sang ibu yang masih syok dengan kejadian barusan, bersama bibi juga. Sudut matanya kembali memanas melihat keadaan keluarganya yang begitu kacau karenanya. Di sudut hatinya, Nana menyalahkan dirinya sendiri atas kejadian buruk yang menimpa mereka malam ini.
Sungguh, saat ini Nana sedang meruntuki dirinya sendiri karena selalu saja membawa masalah ke kehidupan Irene dan bibi, serta umpatan bagi diri sendiri sebab tak becus menjaga ibunya dengan baik. Semua yang terjadi malam ini, adalah karenanya. Karena Nana.
Tuhan dosa apa aku ini ? Kenapa hukuman-Mu seakan tidak akan pernah berakhir. Begitulah hatinya bertanya.
Nana ingin mengakhirinya. Tapi bagaimana ? Bunuh diri ? Lalu bagaimana jika nyonya Choi dan Sana tetap datang menyakiti ibu serta keluarganya setelah Nana tidak ada ? Terlihat sama saja. Nana akan pergi ke akhirat dengan penyesalan yang sama besarnya ketika ia tak bisa menjaga keluarganya dengan baik di dunia.
Pergi meninggalkan Korea ? Jangan tanya, Nana juga sangat ingin meninggalkan negara terkutuk ini segera. Tapi uang siapa ? Setiap kali Nana berhasil menabung, tabungan itu selalu lenyap di bawa iblis berwujud manusia. Tak mungkin Nana menggantung harapan pada Irene, ia tak ingin menyusahkan keponakannya itu hanya untuk uang. Meski beberapa kali Irene menawarkan tabungannya yang tidak banyak pada Nana tapi Nana selalu menolak karena tak enak hati.
Setidaknya cukuplah untuk digunakan membayar tiket pesawat empat orang kelas bisnis menuju Perancis. Tapi bagaimana mereka akan bertahan hidup di sana jika tabungan itu habis hanya untuk membayar tiket pesawat saja. Nana selalu bilang agar Irene menggunakan tabungannya itu untuk hal-hal yang menyenangkan diri. Dengan begitu Irene tak perlu terbebani rasa oleh khawatir dan rasa takut.
Menjual liontin berharganya ? Itu pernah Nana pikirkan berkali kali. Tapi ingat lagi pesan mendiang sang ayah sebelum kecelakaan hebat menimpa mereka. Sienna, putriku sayang. Saat kamu sudah besar, ayah mau kamu mengurus perusahaan. Menjadi hak waris tunggal untuk mengurus semua harta ayah jika ayah sudah tidak menghembuskan nafas lagi di dunia ini. Jadi ayah mau kamu berjanji untuk menepati keinginan ayah ini. Untuk menjaga serta mengurus warisan peninggalan Ayah dengan baik dan benar. Alasan ayah menunjukmu sebagai satu-satunya hak waris karena ayah tahu kamu adalah anak yang jujur dan bertanggung jawab. Meski begitu, ayah telah memberi dua puluh persen saham perusahaan pada Jo Sana untuk di kelola. Jika kalian sudah besar, ayah mau kamu mengajari Sana untuk menjadi orang yang bertanggung jawab dan disiplin. Setelah itu, kalian berdua bisa mengelola bisnis ayah bersama-sama. Mengerti ? Kamu bisa kan menuruti permintaan ayah ?
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Hurt's
RomanceJudul sebelumnya, Bad Guy : Better life *** Bahagia? Kim Nana hampir lupa apa itu rasanya bahagia. Semua hal yang ia jalani saat ini hanya bergantung pada rasa syukur yang ia buat sekokoh mungkin. Ia kira semuanya akan berjalan dengan baik-baik sa...