Part. 30 | Unexpected Dinner

146 26 0
                                    

New update! Horayyy!

Akhirnya! Justin and Nana comeback!

Selamat membaca chingudeulll~

—oOo—

Hari masih pagi. Bahkan sang fajar belum terlihat naik dari tempatnya bersembunyi.

Nana terbangun dari tidur begitu ponsel di sebelahnya bergetar, ada pesan masuk. Sebentar dipandanginya tubuh Seo Yoon yang masih terlelap. Setelah kepulangan Yoon dari rumah sakit, Nana memang lebih memilih tidur bersama ibunya. Menjaganya.

Pesan dari sebuah restoran ternama yang menawarkan kerja part-time hari ini, gaji yang di sertakan cukup tinggi dari restoran-restoran penyedia kerja part-time lainnya, plus terdapat bonus dan juga ada uang tip. Mula-mula Nana enggan mengambil kesempatan itu, pasalnya restoran tersebut berada di Seoul. Tempat di mana Nana tidak ingin menginjakkan kakinya lagi ke kota tersebut. Tapi, persediaan obat Yoon hanya cukup sampai hari ini. Tidak mungkin Nana terus-terusan mengandalkan dokter Katrina, selalu meminta padanya. Jika Nana masih bisa bekerja dan membeli sendiri, kenapa harus meminta?

Lagi-lagi keinginannya untuk pergi meninggalkan Korea semakin menggebu. Nana ingin segera pindah dan memulai hidup baru. Ia bertekad untuk segera mengumpulkan uang agar keinginannya itu cepat tercapai. Kerja apa pun akan ia lakoni, asalkan tidak ada sangkut pautnya dengan Club dan semacamnya.

Begitu bangun, Nana membantu Irene menyiapkan sarapan. Di dapur mereka sedikit bercengkrama tentang banyak hal. Salah satunya tentang kesehatan Yoon yang mendadak berubah drastis. Tidak ada gejala-gejala yang menunjukkan jika Yoon sakit parah. Hanya sering muntah dan nafsu makannya hilang. Yoon bilang jika itu hanya muntah biasa karena asam lambungnya naik. Tapi penurunan berat badan yang drastis membuat bibi Ryn curiga. Dan kecurigaan itu terjawab saat Yoon pingsan dan dilarikan ke rumah sakit beberapa waktu lalu.

Yang membuat Ryn semakin terkejut tak percaya, ketika dokter yang menangani Yoon saat itu di ganti dengan dokter Katrina, dimana mereka baru tahu kalau selama ini Yoon dan Katrina masih saling bertukar berkomunikasi.

"Eonnie, kau yakin mau ke Seoul ? Kau bisa cari pekerjaan lain di sini." Tutur Irene sembari menyiapkan beberapa piring.

"Yakin, setidaknya hari ini aku dapat uang dan bisa beli obat untuk ibu." Sungguh, tak ada kelegaan sama sekali di hati Nana. Sebenarnya ia tak ingin pergi. Tapi demi ibu, Nana rela melakukannya. "Sewa flat ku masih ada waktu sampai dua minggu ke depan, sambil mencari pekerjaan baru mungkin aku akan menerima tawaran kerja part-time sampai biaya sewanya habis. Lagi pula kerjanya masih nanti sore, aku masih bisa menjaga ibu sampai kau pulang."

Irene hanya mangut-mangut saja sebagai jawaban. Tak lama, sarapan pun siap. Bibi Ryn sudah bangun dan langsung bergabung di meja makan untuk sarapan. Pelan-pelan Nana menyisihkan sebagian nasi dan lauk ke atas nampan dan membawanya ke kamar Yoon. Wanita itu masih terbaring lemah meski kedua matanya sudah terjaga. Kondisinya benar-benar membuat Nana prihatin.

"Ibu, sarapan dulu. Setelah itu minum obatnya."

Dengan hati-hati Nana membantu ibunya beralih ke posisi duduk. Senyuman wanita itu merekah tatkala Nana sudah memposisikan dirinya ingin menyuapi. Dengan sabar dan telaten menunggu ibunya menyelesaikan satu per satu suapan nasi yang Nana berikan. Namun di tengah-tengah kunyahan, Yoon merasa mual. Lebih cepat dari yang Yoon pikirkan, Nana sudah lebih dulu mengambil sebuah ember kecil yang sengaja ia sediakan di bawah tempat tidur. 

Yoon bernafas lega begitu seisi perutnya keluar habis, Nana mengambilkan handuk basah sekaligus memijit pelan leher ibunya. Mengelap bagian mulut serta dagu secara pelan. "Apa masih mual ?"

Love Hurt'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang