Part. 34 | The Feel

173 23 4
                                    

~BRAAKKKK!

Tubuh Katrina dan Nana hampir membentur bagian depan mobil ketika Katrina menekan pedal rem secara cepat.

Seonggok daging berwujud manusia menggelimpang tak sadarkan diri hingga ke tengah jalan raya. Tepat di depan mobil Katrina. Tubuh seorang wanita berkulit putih tergeletak penuh darah.

Mobil sedan warna hitam metalik yang Nana yakini melaju cukup kencang dari arah berlawanan hingga menyebabkan kecelakaan maut di depannya terjadi. Terasa begitu cepat. Suara benturan yang di sebabkan oleh gesekan depan mobil dengan tubuh wanita itu terdengar cukup keras. Nana bisa melihat sendiri bagian depan mobil sedan itu mengalami penyok.

Orang-orang yang mungkin sempat melihat, atau sekedar ingin tahu bagaimana kecelakaan itu bisa terjadi, bergegas memadati jalan. Dari sekian banyak orang yang menyaksikan, keterkejutan mereka membuat Nana yakin jika kecelakaan tadi menyebabkan korban mengalami cidera parah atau bahkan sudah mencapai tahap, fatal.

Namun sadarkah mereka semua jika mobil sedan tadi sudah berjalan mundur, sedang menancap gas kemudian berjalan menjauhi kerumunan ?

Kejadian barusan membuat perasaan Nana dilanda ketakutan. Belakang kepalanya mendadak sakit. Pusing. Kecelakaan barusan membawa ingatannya kembali ke masa lalu. Kecelakaan. Hal yang merenggut segalanya dari Nana. Ayahnya, kondisi fisik ibunya, kebahagiaannya, segalanya.

Segalanya berubah menyakitkan setelah kecelakaan di masa lampau terjadi secara tak terduga. Meninggalkan memori menyedihkan yang ingin Nana hapuskan, tak tersisa.

Nana memang lupa. Lupa dalam artian Nana amnesia. Ia tak ingat secara detail mengenai kecelakaan yang menimpa keluarganya dulu. Hanya saja, sekelebat ingatan yang Nana punya terus datang mengganggu, membuat Nana tidak tenang. Selalu cemas. Seolah-olah kecelakaan serupa akan terjadi padanya di masa mendatang.

Nana hanya bisa mematung diam, mengamati kepergian mobil hitam itu dari balik kaca penumpang.

Hingga suara dentuman pintu mobil baru saja di tutup. Menyadarkan Nana dari lamunannya. Detik berikutnya Katrina sudah menyusup masuk ke celah-celah kerumunan. Di susul beberapa laki-laki bersetelan hitam, berlari sangat cepat mendekati mereka. Empat dari enam laki-laki itu langsung membelah massa secara paksa.

Tubuh wanita berkulit putih, memakai dress selutut tanpa lengan, serta rambut blonde yang di kuncir kuda, mengingatkan Nana pada seseorang.

Nana tidak ingin berasumsi yang tidak-tidak, namun perawakan wanita yang mengalami kecelakaan tadi menggambarkan sosok Zoya di kepalanya.

Ya Tuhan!

Dengan jantung berdentam-dentam, Nana memberanikan diri keluar dari mobil, ragu-ragu menyusup masuk ke tengah-tengah kerumunan. Didapatinya Katrina sedang memberikan resusitasi jantung paru-paru pada wanita itu. Peranan Katrina sebagai dokter begitu tenang mengendalikan keadaan. Seorang laki-laki memakai jaket warna biru laut sedang menelfon ambulans sesuai instruksi dari Katrina. Dua diantara laki-laki bersetelan hitam tadi sudah melajukan Range Rover Sport warna abu-abu metalik menjauhi massa. Sepertinya sedang mengejar si pelaku tabrak lari sesuai desakan Katrina.

Wanita penuh lumuran darah di sebagian wajahnya, kondisi tubuh penuh memar dan luka. Sepatu hak tinggi yang dikenakan sudah tak lagi berada pada tempatnya. Bahkan Nana yakin beberapa tulang ditubuhnya mengalami patah. Sampai keadaannya membuat otak Nana berpikir cukup keras, apakah dia masih hidup ?

Sekeras apapun Nana berusaha tetap diam di tempatnya saat ini, selalu dikalahkan oleh rasa penasaran menggebu yang menggeluti punggungnya. Kedua kakinya terus melangkah tak kenal takut hingga mencapai belakang tubuh Katrina.
Kedua mata hitamnya tengah mencari kebenaran tentang sosok wanita yang tengah meregang nyawa di hadapannya.

Love Hurt'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang