Part.26 | Explanation

160 28 4
                                    


Dear, part kali ini sedikit lebih panjang dari part-part sebelumnya ya.

Special for you guy's.

So, enjoy and hope you like it!

★★★

"Pak Justin, ini berkas yang anda minta, saya sudah menyelidiki sesuai permintaan anda."

Justin melirik sebentar sebelum akhirnya mengambil alih sebuah gadget dari tangan Jeremy. Jemari telunjuknya naik dan turun menggeser layar. Mata coklatnya membaca dengan seksama setiap informasi yang diberikan Jeremy. Tak luput identitas Chan Baek Giorgino sekaligus alamat tempat tinggalnya sekarang.

Punya insting bisa mengenali karakteristik seseorang dengan sekali pandang, Justin langsung berdecak tak percaya ketika membaca latar belakang Chan secara keseluruhan.

Putra kedua dari Michele Lee Dan mendiang suaminya Alan Giorgino.

Michele Lee yang Justin ketahui telah menikah lagi setelah lima tahun menjanda, dengan salah satu stafnya sendiri, Han Baek. Keduanya menjadi chairman di perusahan mendiang ayah Michele, GIO Company. Namun yang membuat Justin kembali heran, ternyata Han Baek mendirikan anak perusahaan sendiri atas namanya bernama CLO Grup. Perusahaan yang baru-baru ini mengusik ketenangan Justin.

Ada apa ini ?

Apa hanya sebuah kebetulan ? Atau Chan memang ada hubungannya dengan scandal Justin kali ini ?

Ingin menjatuhkan Justin, lalu mengambil kekasihnya ?

Brengsek! Tatapan mu ke Nana waktu itu, apa itu tatapan empati atau tatapan simpati ? Tatapan iba atau tatapan suka ?

"... Banyak rumor beredar, kalau hubungan kedua anak mendiang Alan Giorgino tidak akur dengan ayah mereka yang sekarang."

Sialan!

Meskipun begitu, tidak mungkin Chan dan Han Baek tidak saling mendukung dalam dunia pekerjaan. Lihat saja, Cargo Line Operation Grup adalah sebuah perusahaan ekspedisi muatan dan transportasi yang notabene —nya berurusan dengan perkapalan, dan Chan sendiri bekerja sebagai administrasi kantor yang mengurus navigasi dalam urusan kepelabuhan. Ditambah lagi CLO Grup adalah pemegang saham terbesar di tempat Chan bekerja, sangat berkesinambungan bukan ?

Tidak akur hanya sebagai pengalihan saja. Di belakang mereka pasti saling mendukung satu sama lain.

Justin menggeram, jemarinya saling meremas kuat tepi gadget yang sedang ia pegang. Pikirannya kembali memprediksi apakah Nana dan si brengsek itu sedang bersama saat ini ? Apakah mereka memanfaatkan Nana hanya untuk menghancurkan karirnya ?

Rasa marah ia tahan seketika, menutup layar gadget sedikit kasar tanpa menghiraukan Jeremy dan sopir pribadinya yang mungkin saja tidak nyaman dengan tindakannya. Justin tidak peduli.

"Berapa menit lagi ?"

Jeremy mengangkat tangan kirinya, kemudian melihat ke arah jam tangan yang ia kenakan, "sekitar dua puluh menit lagi, pak."

Jawaban yang tak Justin harapkan, ia berharap sampai di rumah secepatnya, menyelesaikan beberapa berkas bersama ayah secepatnya dan segera menemui Nana.

Lima hari Justin habiskan tanpa berbagi kabar dengan kekasihnya, wanita itu enggan mengangkat telfon atau membalas pesan darinya, bahkan tak satupun. Selama lima hari itu pula Justin selalu dihantui kecemburuan. Apakah Nana dan keparat itu selalu bersama ketika ia sedang pergi ?

Love Hurt'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang