Di salah satu mall terbesar di Hongkong. Jimin tengah duduk sambil memainkan laptop menggunakan jari jemarinya. Kedua matanya terus fokus pada layar datar yang tengah menampilkan foto seseorang, lengkap dengan data pribadi tertera di sebelahnya.
Jemari telunjuknya menekan salah satu tombol, lantas muncul presentase berwarna hijau cerah disertai detik angka yang mulai berjalan lambat.
Pelayan restoran berseragam merah tua pun datang membawa pesanan makanan dikedua tangannya. Setelah permisi secara sopan, pelayan tersebut langsung menyajikan hidangan yang Jimin pesan ke atas meja.
Semangkok Beef Brisket Noodles, sepiring Claypot rice, serta dua porsi dim sum sudah bertengger manis di depan matanya.
Namun Jimin masih enggan menyentuh makanan tersebut sebab ia masih menunggu seseorang.
Sambil menunggu, Jimin meraih ponsel dari saku Boomber jacket yang ia kenakan. Dengan mahir memainkan permainan menyusun balok sambil sesekali melirik presentase angka di layar laptopnya. Selang beberapa menit, seseorang yang ditunggu-tunggu pun datang.
Seorang wanita berbadan mungil mengenakan kaos kedodoran di padukan celana jeans warna biru gelap. Tak lupa menenteng boneka kesayangan setinggi enam puluh sentimeter di tangan kirinya.
Boneka karakter Doraemon. Gisalle memang menyukai karakter Doraemon sejak ia masih kecil.
"Kak Jee." Sapa Gisalle setengah menguap. Gisalle pun langsung mendudukkan dirinya dihadapan sang kakak.
Rambut panjangnya sedikit acak-acakan. Kedua mata cantiknya masih sayu. Dan sepertinya Gisalle sedang tidak memakai make-up, pasalnya beberapa titik jerawat di wajah putihnya mampu Jimin lihat meski tidak nampak terlalu jelas.
Jimin menyilangkan kedua tangannya di depan dada. Bisa Jimin tebak jika adiknya begadang semalaman.
"Kamu tidak mandi ?" Tebak Jimin asal.
"Mandi, tapi tidak pakai sabun." Jawab Gisalle apa adanya.
Meski begitu, Jimin tampak maklum. Ia sudah terbiasa dengan kebiasaan-kebiasaan aneh adik perempuannya satu ini. Dan Jimin tidak pernah ambil pusing soal itu.
Jimin segera menggeser laptop hitamnya ke arah samping kanan, sementara Gisalle menaruh boneka miliknya di kursi samping kiri dengan hati-hati.
Gisalle sangat antusias saat menyadari ada dim sum menggiurkan tersaji di depan matanya. Keduanya pun makan dengan damai. Gisalle tampak senang dengan meja yang Jimin pilih. Di dekat kaca pembatas, di lantai lima. Mereka pun bisa dengan mudah menyaksikan orang lalu lalang dari bawah sana.
Gisalle memakan Beef Brisket Noodles favoritnya secara lahap. Pandangan keduanya pun mengarah ke ponsel canggih yang tergeletak di samping laptop ketika ponsel tersebut berdenting tiba-tiba. Memunculkan nama 'sekertaris Alexa' yang tengah menelfon, dan Jimin langsung mengangkatnya.
Di sisi yang lain. Laptop milik Jimin juga membunyikan nada denting sebanyak lima kali.
"Uhuukk...uhukkk..." Gisalle tersedak mie yang tengah ia makan. Kedua matanya terbelalak kaget menyadari layar putih yang semula menampilkan garis presentase warna hijau cerah, kini mendadak berubah, menampilkan sebuah foto wajah yang gambarnya hampir memenuhi layar. Yang Gisalle kagetkan lagi, ia mengenali foto wajah tersebut.
Gambar lain menyusul di sisi sebelahnya, menampilkan sebuah gambar berupa gedung, lengkap disertai nama sekaligus alamat dimana gedung tersebut berada.
"...Kalau begitu kabari aku secepatnya." Jimin menutup panggilan telefon nya lalu meletakkan ponselnya kembali. "Kalau makan itu pelan-pelan, kakak tidak akan meminta makananmu." Sambungnya sambil menyerahkan segelas air putih untuk Gisalle.

KAMU SEDANG MEMBACA
Love Hurt's
RomanceJudul sebelumnya, Bad Guy : Better life *** Bahagia? Kim Nana hampir lupa apa itu rasanya bahagia. Semua hal yang ia jalani saat ini hanya bergantung pada rasa syukur yang ia buat sekokoh mungkin. Ia kira semuanya akan berjalan dengan baik-baik sa...