Malam minggu yang melelahkan.
Justin segera melepas serangkaian pakaian kerjanya setelah sampai dikamar hotel pribadinya. Kakinya segera menapak ke lantai kamar mandi dan tangan kanannya segera memutar kran shower.
Menikmati sensasi sejuk dan dingin yang mengguyur seluruh badannya. Dan otaknya mengulang sejenak memori tentang wanita itu.
Sudah dua hari Justin meninggalkan Korea untuk perjalanan bisnisnya di Amerika. Harusnya wanita itu sudah sadarkan?
Justin segera mengambil ponsel di meja ruang tamu setelah ia selesai dengan urusannya di kamar mandi. Jempolnya segera menekan tanda telefon dan segera tersambung ke nomor dengan nama kontak 'Dr. William'
Jelas Justin segera menanyakan keadaan wanita yang ia ketahui bernama Kim Nana itu tanpa basa-basi. Dan jawabannya masih sama.
Belum sadar.
Mereka tak berbincang lama. Justin segera menutup telefon nya setelah mendengar beberapa penjelasan dari dokter pribadi keluarga Jeon itu.
Bukan karena apa-apa. Perasaannya hanya khawatir saja.
Tapi mengapa?
Entahlah, Justin sendiri juga tak tahu.
Malam minggunya belum usai. Sekarang ia sedang menghadiri acara makan malam dengan beberapa kolega bisnis. Setelah itu dilanjutkan dengan pesta perayaan pertunangan putra keluarga Jason Kimbregh dengan kekasihnya seorang dokter ahli bedah.
Justin tak tahu namanya, juga tak mau tahu.
Meski ia tampak menikmati pesta itu, tapi percayalah otaknya sedang terbang ke Korea. Jujur ia ingin cepat-cepat pulang.
Bahkan godaan-godaan beberapa wanita di sana juga tak mempan mengobati rasa gelisah nya yang entah datang dari mana.
"Eoh? Pak Justin Jeon? " Suara wanita di belakangnya sedikit mengganggu rungunya.
Dengan tenang Justin balik menghadap wanita dengan gaun merah seksi di depannya. "Nona Jo Sana? "
"Ya benar, saya sendiri. Wah, senang sekali bisa bertemu Anda di sini. " Benar-benar kebetulan yang datang di waktu yang tepat. Pertama kali mereka bertemu -secara resmi saat Justin diundang untuk makan malam bersama.
"Senang juga bertemu Anda, nona Jo. Anda di sini juga ?" Keduanya saling berjabat tangan dan tersenyum penuh goda.
Ya setidaknya malam ini tak akan membosankan bagi Justin.
"Saya kerabat Calon mempelai wanita. Wah, Benar-benar sulit menemui Anda di Korea, pak Justin. tapi sangat mudah menemukan Anda di acara besar seperti ini. "
"Tak perlu terlalu formal, Anda bisa memanggilku Justin saja saat diluar pekerjaan. Bukan begitu nona Jo? "
Ini adalah kebetulan yang tak terduga bagi Justin. Meski begitu, ia tetap menikmatinya. Ia tak segan memperlihatkan bahasa tubuhnya yang memang sudah terangsang saat ini. Tak lupa dengan senyuman mautnya yang mampu melumpuhkan hati wanita manapun.
Sana juga begitu, ia tak mampu menahan hasratnya lagi. Ini adalah hal yang ia tunggu-tunggu, tak mudah untuk bisa tidur dengan Justin apa lagi lelaki itu selalu pilih-pilih soal wanita.
Sana juga tak malu memperlihatkan beberapa bagian tubuhnya yang sengaja ia biarkan terbuka untuk menjadi santapan.
Tak masalah selagi lelaki itu adalah Justin Jeon. Lelaki incarannya selama ini.
Keduanya saling melempar kode. Jangan tanya kalau Justin mudah terangsang dengan cepat, karena lelaki itu sudah setengah mabuk.
"Kau perlu istirahat Justin. " Dengan sigap Sana segera menopang tubuh kekar yang sudah setengah terhuyung itu. Membawanya ke kamar hotel VVIP yang memang sudah disiapkan untuk para tamu. Karena kebetulan acara pesta berada di pulau pribadi keluarga Kimbregh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Hurt's
RomanceJudul sebelumnya, Bad Guy : Better life *** Bahagia? Kim Nana hampir lupa apa itu rasanya bahagia. Semua hal yang ia jalani saat ini hanya bergantung pada rasa syukur yang ia buat sekokoh mungkin. Ia kira semuanya akan berjalan dengan baik-baik sa...