Part. 27 | New Thing's

108 23 1
                                    

Semalaman Justin tidak tidur. Otaknya terus saja bekerja, menganalisa tentang segala hal yang telah ia lewati bersama Nana. Awal pertemuan mereka, kedekatan mereka, hingga simpati belaka yang Justin berikan mengubahnya menjadi cinta mendalam pada wanita itu.

Menurutnya tidak ada yang salah. Justin menyukainya, Nana juga menyukainya. Justin mencintainya, begitupun sebaliknya.

Keadaan mereka yang seperti ini, terjadi karena pihak orang tua Justin masih meragukan status kehidupan Nana. Mereka salah menilai Nana hanya karena kehidupannya yang begitu kacau. Akan Justin buktikan kalau Nana bukanlah wanita seperti yang kedua orang tuanya pikirkan.

Tapi, yang dikatakan Nana kemarin, kenapa begitu mengusiknya. Kenapa seolah-olah wanita itu bercerita seakan ia benar-benar melakukannya ? Sudah separah apa depresi Nana sampai wanita itu meragukan ingatannya sendiri ?

Apa yang tersembunyi ? Apa yang Justin tidak tahu ? Pikiran tentang —pasti ada yang menekan Nana, kembali tersirat di benaknya. Kecurigaan Justin tentang ibu tiri Nana semakin mendalam, pasti nyonya Choi adalah dalang dari semua kejanggalan di kehidupan Nana selama ini. Tapi kenapa Justin tidak menemukan bukti lain selain saksi dari mantan stafnya sendiri ? 

Justin semakin pusing memikirkannya, jujur ia sedikit goyah ketika ia kembali mengingat perkataan ayahnya yang tiba-tiba tersemat, mempengaruhinya. Kau bukan anak kecil lagi Justin, begitupun wanita itu. Kalian sudah tumbuh menjadi dewasa...dan kau tidak tahu wanita itu tumbuh seperti apa...

Dua bulan tak sebanding dengan sembilan belas tahun lamanya. Sienna kecil yang Justin kenal adalah gadis yang tangguh, ceria juga pemberani. Tetapi waktu dua bulan agaknya terlalu singkat untuk mengenal jauh karakteristik seorang gadis kecil yang belum mengenal pubertas, yang sewaktu-waktu bisa berubah pola pikirnya, tingkah lakunya, sifatnya dan lain sebagainya. Justin tak tahu apa yang terjadi pada Nana selama sembilan belas tahun terakhir, Jeremy tak memberinya info yang lengkap karena kehidupan Nana yang begitu tertutup. Keluarga yang tertutup, atau sengaja menutup diri ?

Sialan!

Kenapa juga Justin malah ikut meragukan wanitanya, cintanya. Tidak. Tidak boleh seperti ini. Justin teguh dengan pilihannya. Dia percaya pada Nana. Ia yakin kalau ia tidak salah menilai Nana selama ini. Ia hanya perlu mengulik sesuatu yang tersembunyi itu lebih dalam. Jika Nana tidak bisa memberinya penjelasan yang jelas, bukankah nyonya Yoon yang selama ini menjadi kunci hidup dalam kekacauan keluarganya ?

Benar, pasti ada hal besar yang Yoon sembunyikan selama ini. Dan Justin akan mencari tahu bagaimana pun caranya. Ia tak ingin menyia-nyiakan kesempatan besar yang ayahnya berikan, atau jika Justin gagal ia akan kehilangan Nana. Lagi.

Begitu pintu lift terbuka dan menampilkan koridor panjang menuju ruangannya. Marissa langsung pasang sikap berdiri untuk menyambut atasannya tersebut. Tak ada kecurigaan ketika memasuki raungan kantornya, sampai Justin berhasil mendaratkan pantatnya di atas kursi kebesaran. Lantas pandangannya tertitik pada sebuah amplop coklat bertengger di atas meja kerjanya.

Tanpa mau repot-repot membuka isi amplop tersebut, Justin buru-buru membuang benda tersebut ke dalam tempat sampah di samping meja kerjanya. Meski Justin berniat untuk tidak berurusan dengan Chan lagi, tapi sepertinya lelaki brengsek itu tidak akan berhenti begitu saja untuk mengusik Nana.

Masih memandangi amplop itu dengan geram, Justin tidak akan terpengaruh pada foto-foto itu lagi. Tidak akan!

Berselang satu jam setelah Justin berusaha tetap fokus pada pekerjaannya, Jeremy datang.

Beberapa dokumen yang ia bawa langsung ia serahkan pada atasannya tersebut. Justin langsung menandatangani dalam mode diam, tidak seperti biasanya yang akan bertanya soal kendala-kendala yang mungkin harus ia selesaikan segera. Tidak, Justin tetap tak bersuara meski setelah selesai sekalipun.

Love Hurt'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang