Justin baru saja kembali dari kantor kejaksaan. Memenuhi pemeriksaan dengan baik dan kooperatif soal dugaan korupsi dana untuk pembangunan hotel barunya. Ia tak bisa berbuat banyak selagi tim penyidik masih memeriksa JEON C. secara tuntas.
Hanya sebotol Chateu yang menemani kesendiriannya kali ini. Mengabaikan ponsel pintarnya yang terus berdering menampilkan nama Min Zoya di layar utamanya. Alih-alih mengangkat panggilan tersebut, justru Justin malah mematikan daya ponsel miliknya. Saat ini ia sedang tak ingin berdebat dengan Zoya.
Justin meneguk lagi cairan merah dari gelas kaca di genggaman tangannya, sampai pintu kamarnya terbuka dan suara seseorang yang ia tunggu beberapa jam lalu akhirnya datang.
"Kau kacau sekali, Justin." Cetus Jimin begitu lelaki berambut hitam kecoklatan tersebut mencapai ambang pintu balkon.
Kemudian menyerahkan pepper bag berukuran sedang pada Justin. Segala skandal yang menyerang sahabat —ralat, segala skandal yang menyerang sepupunya itu, sudah pasti sangat menguras tenaga maupun pikiran. Jadi Jimin berpikir untuk membelikan minuman tonik Gingseng merah untuk memulihkan tenaga sepupunya tersebut.
"Bagaimana pemeriksaannya ?" Jimin sudah mendudukkan dirinya di bangku kosong, di samping pria kacau yang jatuhnya masih sepupu dekat tersebut. Sudah lama ia tak menikmati pemandangan lapangan golf dari kamar Justin. Jimin merindukan banyak hal ketika Justin masih remaja, salah satunya jika Jimin sedang libur dari urusan kantornya, ia dan Justin akan menghabiskan waktu seharian untuk bermain game sambil memandangi pemandangan dari dalam kamar Justin.
"Tidak ada masalah, semuanya berjalan lancar." Justin masih mempertahankan tatapannya ke depan, sesekali meneguk cairan merah di tangannya sebagai pengalihan.
Jimin tahu betapa kacaunya Justin saat ini. Bukan karena pekerjaan, melainkan karena cintanya. Entah hal ini tepat atau tidak, yang jelas Jimin harus segera meluruskan semuanya. Ia tak ingin melihat Justin merasa depresi lagi dan kembali mengacaukan hidupnya sendiri.
"Kau sudah lihat berita soal K.R Grub? kau yang melakukannya ?" Jimin berhati-hati.
Kasus yang menimpa pimpinan K.R Grub memang sedang ramai diperbincangkan media. Jimin menanyakan hal ini karena Justin pernah menyelidiki sesuatu yang menyangkut tentang nama pimpinan tersebut.
"Aku tahu, dan ini bukan ulahku Hyung, Aku sudah lama berhenti dan tidak menyelidiki kasus kecelakaan itu lagi."
Justin berhenti setelah ia tak mendapatkan hasil apa pun. Pak Lee Jang sendiri tidak bisa diandalkan, alhasil Justin membiarkannya hidup sengsara di sebuah desa terpencil dan memajang setiap fotonya di media jejaring sosial seperti seorang kriminal. Alasan Justin berhenti juga karena Alyssta.
Jimin menghela nafas datarnya, "Aku masih bingung."
Justin langsung menawarkan segelas Chateu yang langsung diterima oleh Jimin. "Bingung soal ?"
"Entah kenapa, tiba-tiba aku berpikir jika kecelakaan yang menimpa nyonya Diana hampir mirip dengan kecelakaan yang menimpa keluarga mendiang tuan Kim. Maksudku —banyak kesamaan yang kutemui setelah menyelidiki beberapa."
Justin sedikit menggeleng, "Tunggu, maksudmu kau tahu tentang kecelakaan yang menimpa keluarga Kim Robbin ?" Justin ingat, ia tak pernah memberi tahukan detail apa pun mengenai apa saja yang ia selidiki, termasuk pada Jimin sekalipun. Yang tahu hanyalah —Jeremy
Dengan kata lain, Justin merahasiakannya. Mungkinkah Jeremy...
"Jeremy memberitahukan semuanya kepadaku, termasuk —kau belum pernah meniduri kekasihmu sekalipun." Cetus Jimin blak-blakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Hurt's
RomanceJudul sebelumnya, Bad Guy : Better life *** Bahagia? Kim Nana hampir lupa apa itu rasanya bahagia. Semua hal yang ia jalani saat ini hanya bergantung pada rasa syukur yang ia buat sekokoh mungkin. Ia kira semuanya akan berjalan dengan baik-baik sa...