***
Saat ini anak The Blaze Sebang sedang duduk di rooftop, dari anak kelas 10 sampai kelas 12. Mereka hanya ngobrol-ngobrol biasa sambil makan kacang.
"Katanya si Denis ngebales Garuda, Sa!" ujar Herdi.
Ryan mengangguk setuju. "Iya Bang bener, gue tadi liat mereka kearah Garuda."
"Si Denis udah gue bilangin padahal," ucap Angkasa.
"Ngotot amat emang, biasalah, apa-apa soalnya make harga diri." sahut Fadli.
Denis dan anak-anak yang suka tawuran lainnya berangkat tadi pagi untuk menyerang Garuda. Katanya, membalas soal kemarin yang Sebang diserang. Angkasa padahal sudah mengatakan pada Denis kalau masalah ini sudah selesai.
Tapi, Denis tetap saja ingin menyerang. Katanya, soal harga diri. Sebang sudah diserang, masa nggak serang balik? Padahal anak-anak Sebang terkenal dengan jagoan. Payah kalo nggak serang balik.
"Dah biarin aja, masalah Denis itu mah. Lagian gue udah bilang juga ke anak-anak yang sekolah di Garuda, jangan ikut-ikutan kalo soal gituan." ucap Angkasa yang membuat semuanya mengangguk.
"Eh, ngomong-ngomong kopi gua tadi mana ya? Perasaan ada disini." kata Johan sambil mencari segelas kopi hitamnya yang tadi ada didepannya. Baru ditinggal main game bentar, masa ilang! Tuyul dari mana nih yang ambil?! Buset, gg amat!
"Oh, ini kopi lo Joh? Gue gatau njir, mangkanya gue minum!" ucap Pandu yang alasan.
Herdi menoyor kepala Pandu. "Apa-apa aja diembat lu! Semuanya aja tuh kacang lu makan, kue lu makan semua, pipi udah gede gitu!" Pandu hanya cengengesan.
Pandu itu makannya emang lumayan banyak. Tapi yang besar cuma pipinya saja, banyak juga sih, yang memujinya kalau pipi Pandu gemas.
"Kan gua gatau!" ucap Pandu.
"Gatau apaan, lu bilang ke gue tadi biar nggak ngomong ke siapa-siapa." sahut Rafi yang sedang merokok. Pandu hanya melirik Rafi sebentar, Raf?! Kenapa emberrr sihh? Anjenk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jangka [END] ✓
Teen Fiction(FOLLOW SEBELUM MEMBACA) Sequel Cerita "ANGKASA" [Mau baca cerita ini? Disarankan membaca cerita Angkasa terlebih dahulu, ya. Part masih lengkap, silahkan cek profil] Ini cerita Senja dan Angkasa. Bagaimana cerita mereka berjalan dengan manis, mere...