18. Pagi Di Taman Kencana

402 52 10
                                    

Pagi-pagi sekali Senja keluar dari dalam kamarnya. Perempuan itu sudah memakai one set untuk olahraga berwarna biru. Sambil membawa sepatu putih yang ia pegang.

Senja menuju meja makan, perempuan itu membuat segelas susu dan dua potong roti dengan selai kacang. Perempuan itu langsung menyantapnya dengan semangat. Hari ini, Angkasa akan membawa Senja ke taman untuk jogging. Senja sangat antusias untuk pergi pagi ini. Bahkan wajahnya terlihat begitu senang.

"Semoga Angkasa nggak ngaret, deh! Aku udah niat abis subuh nggak tidur lagi." Senja berdialog sendiri.

Vero membuka pintu kamarnya. Dia langsung melihat Senja yang sudah duduk dimeja makan, dengan rambut yang dikuncir kuda dengan rapih. Vero melihat arloji dipergelangan tangannya. Masih menunjukkan pukul 5pagi.

Ini hari minggu, jadi adiknya itu ada kesambet apa? Biasanya kalo minggu tidur sampe siang!

Vero mendekat kearah Senja sambil terus menguap karena masih ngantuk. Lagian cuaca diluar juga dingin, jadi pengen tidur lagi!

"Eh Senja lagi kesetanan apa? Pagi-pagi gini udah bangun, biasanya kalo minggu siang bangunnya." ucap Vero.

Senja tersenyum sangat lebar. Dia nampak bahagia sekali. "Aku mau lari pagi sama Angkasa, jadi harus pagi-pagi. Harus sarapan juga!"

"Dimana?" tanya Vero sambil menarik kursi disamping Senja dan duduk.

"Taman Kencana." jawab Senja.

Vero menganggukkan kepalanya. "Kaka boleh ikut nggak? Udah lama juga nih nggak jogging. Biasanya ke gym mulu, bosen."

"Ih, aku kan mau pacaran sama Angkasa!" ucap Senja memanjukan bibirnya.

Vero melahap roti tawar. "Ywaudah iya nggak jwadi ikut." jawab Vero dengan mulut yang penuh makanan.

"Mangkanya pacaran dong, biar bisa double date. Lagian Kaka kenapa bisa putus sih sama Farah? Ceritain ke aku doooooong!" ucap Senja.

Hubungan Vero dan Farah memang sekarang sudah putus. Senja sendiri masih tidak tahu alasannya apa, Farah ditanya hanya diam. Sedangkan Kakaknya terus menghindar jika ditanya soal itu.

"Bukan urusan anak kecil." ucap Vero sambil meninggalkan ruang makan.

"Ihhh! Kaka mahhh!" teriak Senja, Abangnya itu sulit sekali untuk cerita. Padahal Senja bisa memberi saran apapun nanti jika tahu ceritanya.

Kalo gini, biarin aja pusing sendiri!

****

Sepanjang jalan menuju taman, Senja terus berbicara kecil. Angkasa juga meresponnya dengan sangat baik, bukan Senja jika tidak banyak bicara. Tidak membutuhkan waktu berjam-jam, Angkasa dan Senja sampai di taman Kencana.

Disini lumayan ramai, sih setiap hari. Apalagi sekarang hari minggu, banyak orang yang menghabiskan waktu liburnya di taman Kencana yang bersih. Karena taman ini kebersihannya selalu dijaga.

"Wah, rame ya." ucap Senja sambil turun dari motor Angkasa.

"Hari biasa aja rame. Apalagi minggu," ucap Angkasa.

"Yuk." Angkasa menggenggam tangan Senja, lalu membawa perempuan itu untuk mengikutinya.

Angkasa dan Senja lari bersama beriringan. Menikmati suasana taman yang seru. Tanaman hijau menghiasi setiap pinggir lintasan.

Setelah 5 menit waktu berjalan. Senja melihat jam tangannya, melihat stop watch yang terus berjalan. "Baru lima menit." ucap Senja dengan nafas yang naik turun.

"Angkasa, udah dulu, cape." ujar Senja yang duduk dikursi pinggir taman. Angkasa juga mengikuti perempuan itu, duduk disampingnya.

"Mau aku beliin minum?" tanya Angkasa.

Jangka [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang