41. Kelulusan

329 16 1
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Sudah satu minggu kepergian Angkasa yang menyisakan duka pada orang-orang terdekatnya. Hari ini, adalah hari dimana pengumuman kelulusan di SMA Semangat Bangsa. Dimana hari yang paling ditunggu beberapa murid, dan pastinya menjadi kenangan berat yang tidak akan pernah dilupakan. Mereka akan meninggalkan masa remaja mereka, meninggalkan semua kenangan-kenangan di masa SMA.

Rafi menatap mading yang ada didepan perpustakaan sekolah. "Kalo lo liat ini, gue yakin lo bangga sama diri lo sendiri." ucap Rafi dengan tatapan yang begitu sakit. Dia melihat nama Angkasa, yang berada di atas perolehan nilai tertinggi kelas 12 IPS 2.

"Angkasa." Herdi tersenyum. Tapi dia juga langsung teringat pada Angkasa, kenapa dia harus pergi secepat ini. Meninggalkan mereka dengan sejuta cerita indah.

Tiba-tiba seorang perempuan datang. Dia menatap juga nama tersebut, rambut panjangnya yang terurai. Manik matanya yang bersinar indah, perempuan itu menatap sendu nama yang ada di paling atas. Satu tetes air mata jatuh dari kelopak matanya, yang tak tahan untuk menahan butiran air itu.

"Kalo dia masih ada disini. Gue yakin, orang yang pertama dia temuin cuma lo, Ja." Fadli menatap Senja, melihat perempuan itu menangis. "Karena cuma lo, yang selalu ngajarin dia sampe dapetin nilai yang bagus."

Senja tersenyum tipis. "Aku bangga sama banget sama dia," ujar Senja sambil menghapus air mata di pipinya.

Pandu mendekat kearah Senja. "Lo kalo mau nangis, nangis aja. Gausah di tahan-tahan kaya gitu, nanti nambah sakit," ucap Pandu.

Senja tersenyum tipis lagi. Lalu dia menggeleng kecil. "Aku gak pengen nangis, seharusnya kita semua bahagia liat ini. Supaya Angkasa juga bahagia, kan?" ujar Senja pada teman-teman Angkasa.

Sejujurnya, mereka semua tahu bagaimana perasaan Senja. Dia juga pasti sangat sedih, dia merasakan luka yang dalam. Tapi berusaha untuk tetap tersenyum, memperlihatkan seolah dia baik-baik saja.

Empat cowok itu ikut tersenyum membalas ucapan Senja. Mereka juga tak mau bersedih-sedih kali ini. Apalagi mereka akan membuat Senja semakin sedih.

Rafi menarik tangan Senja. "Kita ke lapangan sekolah! Rayain kelulusan!" kata Rafi lalu mereka semua berlarian ke lapangan sekolah.

Di lapangan sekolah terlihat sangat ramai. Banyak anak-anak menyalakan smoke bomb warna-warni, menyalakan petasan, dan banyak lainnya. Mereka juga saling bergantian mencoret baju putih mereka, hingga warna putih itu bercampur dengan warna-warni pilox dan spidol.

Mulai hari ini, mereka mengakhiri masa SMA mereka. Bernyanyi bersama di lapangan sekolah, saling merangkul pundak satu sama lain. Bernyanyi tentang perpisahan, yang semua orang pasti benci perpisahan.

Perpisahan memang sangat menyakitkan.

Senja bersama teman-temannya juga sangat berantusias. Mereka saling tukar tanda tangan di baju teman-temannya. Senja juga sangat senang kali ini, disini sangat ramai. Suara ketawa dari orang-orang disini membuat suasana hatinya jauh lebih baik.

Jangka [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang