“Setiap orang itu punya takdir yang berbeda.”
Markas The Blaze kini ramai, anak-anak yang baru saja konvoi itu beristirahat disini. Mereka cukup lelah karena seharian berada diatas motor, namun itu tidak melelahkan lagi jika kita memikirkan segala hal yang indah. Kenangan-kenangan yang sebelumnya sudah kita buat. Mungkin memikirkan itu, memikirkan bagaimana caranya agar terulang lagi. Itu lebih menguras pikiran dan membuat lelah sekali.
Secepat ini mereka harus meninggalkan masa-masa SMA mereka yang begitu berarti. Meninggalkan teman-teman yang ntah akan bisa berkumpul seperti ini lagi atau tidak.
"Kita udah selesai." kata Angkasa memulai percakapan.
"Secepat ini, ya, ternyata. Awal kita ketemu di SMA Kenanga, terus kita mulai bareng-bareng dan selalu bikin rusuh. Di DO bareng-bareng juga dari sekolah, sampe masuk Sebang juga bareng-bareng. Dan lulus, kita bareng juga." ujar Pandu mengingat semua hal yang mereka jalani bersama-sama.
Herdi yang menyenderkan kepalanya ditembok juga nampak seperti berfikir. "Gue nggak nyangka, harus ninggalin masa-masa SMA yang gak bakalan kita temui lagi." ujar Herdi.
"Setiap pertemuan itu pasti akan ada perpisahan." sahut Angkasa. Disampingnya ada Senja yang dari tadi hanya menyimak obrolan mereka.
"Walaupun kita gak satu sekolah, tapi ketemu di The Blaze. Kita jalanin masa-masa muda kita sama-sama. Dan pertemuan kita juga harus berakhir disini." ucap Farel.
Semua orang mendadak menjadi sedih. Suasana seperti ada beberapa yang akan hilang dari hidup mereka. Mereka seperti akan kehilangan hal besar. Memang benar, kehilangan itu tak semudah mendapatkan.
"Gue gak yakin, kita bakal sama-sama kaya gini terus." ujar Angkasa. Membuat semua orang menatapnya dengan pandangan aneh.
"Lo sendiri yang bilang, Sa. Kita cuma pisah karena punya kesibukan masing-masing. Tapi kita tetap menjadi keluarga, kan?" ucap Fadli.
"Ya emang bener, dan gue juga tadi bilang kan. Setiap pertemuan itu ada perpisahan." ujar Angkasa.
Arel menghela nafas. "Ya lo jangan bilang kalo kita nggak bakal ketemu lagi lah. Jadi overthingking gue dengernya." ucap Aren, Angkasa hanya tertawa kecil saja.
"Kalo misalnya kalian udah lulus, kalian bakal ninggalin The Blaze?" tanya Senja, menatap Angkasa dan menatap yang lainnya satu persatu.
"Masa kita buat main-main udah selesai, Ja. Saatnya kita cari masa depan kita yang sebenarnya dimana," balas Farel.
Senja mengangguk-angguk mengerti. "Pantesan, kalian sedih banget ya. Aku tau gimana rasanya kok, kehilangan orang-orang yang sebelumnya kita harapkan terus bersama-sama." ucap Senja.
"Dan, aku harap kamu jangan terus-terusan sedih nantinya." sahut Angkasa.
"Aku sedih? Semua orang juga sedih loh, Angkasa." balas Senja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jangka [END] ✓
Roman pour Adolescents(FOLLOW SEBELUM MEMBACA) Sequel Cerita "ANGKASA" [Mau baca cerita ini? Disarankan membaca cerita Angkasa terlebih dahulu, ya. Part masih lengkap, silahkan cek profil] Ini cerita Senja dan Angkasa. Bagaimana cerita mereka berjalan dengan manis, mere...