39. SELAMAT JALAN, LEADER

548 36 4
                                    

“Kini, matamu yang selalu menatapku dengan tulus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


“Kini, matamu yang selalu menatapku dengan tulus. Matamu yang selalu memberikan aku semangat hidup, harus terpejam untuk selama-lamanya. Aku, dan semua orang kehilangan kamu, Angkasa.”

***

Senja langsung berlari ketika sampai di rumah sakit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Senja langsung berlari ketika sampai di rumah sakit. Melihat Angkasa yang akan dibawa dengan mobil jenazah. Senja langsung memeluk Angkasa, dia menangis tersedu-sedu. Semangat hidupnya terasa hilang begitu saja. Senja tidak percaya ini, dia yakin Angkasa tidak selemah ini.

Perlahan Senja membuka kain putih yang menutupi tubuh Angkasa. Jantungnya langsung berdetak lebih kencang, melihat wajah Angkasa. Angkasa yang kini tak akan bisa bangun lagi, Angkasa yang akan pergi untuk selama-lamanya.

Senja memegang pipi Angkasa, tangannya bergetar hebat. Air matanya terus menetes. "Angkasa, kamu janji gak bakal ninggalin aku. Dan akan selalu baik-baik aja, kamu bercanda kan ini?" Senja menatap Angkasa dengan penuh kesedihan.

Disana ada Farel dan Rafi yang tak pernah pergi mendampingi Angkasa. Mereka berdua juga tak tahan lagi dengan tangisnya, melihat Angkasa benar-benar pergi untuk selamanya. Ini seperti mimpi yang sangat buruk untuk mereka. Sesuatu yang selalu mereka harapkan tak pernah terjadi.

"Angkasa bangun! Kamu janji sama aku gak akan pergi! Bangun Angkasa!" Senja berteriak histeris, perempuan itu menangis tersedu-sedu. Tak akan ada yang bisa menggantikan sosok Angkasa lagi dalam hidupnya.

Vero memeluk adiknya dengan erat. "Kamu relain kepergian Angkasa," ucap Vero.

Senja menggeleng kuat. "Ini gak mungkin, ini bercanda. Angkasa itu gak kuat, gak mungkin dia pergi secepat ini." Senja terus menangisi keadaan yang membuat dirinya semakin rapuh.

Hatinya hancur. Sulit untuk dijelaskan rasanya, yang jelas dia sangat-sangat sakit. Menerima sebuah kenyataan yang dirinya sendiri tak percaya ini. Senja tak percaya semuanya, saat dia kehilangan Angkasa, seseorang yang begitu berarti untuknya.

Suara tangisan terdengar dari seorang wanita paruh baya yang kini berlari, menghampiri brankar yang diatasnya—ada manusia terbaring. Terbaring tanpa kekuatan lagi.

Jangka [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang