47. PESAN (Selesai)

620 10 1
                                    

Ini akan menjadi akhir untuk semuanya, aku harap kalian bisa mengikhlaskannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini akan menjadi akhir untuk semuanya, aku harap kalian bisa mengikhlaskannya. Termasuk aku.
— Senja

***

Semuanya kehilangan, semuanya menangis. Kehilangan untuk selamanya, benar-benar menyakitkan. Saat kamu harus melepaskan, seseorang yang menjadi tujuan hidupmu saat itu. Merelakan seseorang, yang sudah kamu harapkan jauh kehadirannya. Mengingat seseorang yang selalu menjadi alasan, mengapa hari ini kamu harus tersenyum hari ini, esok, dan seterusnya.

Bahkan, sangat sulit menjelaskan bagaimana rasanya, menjelaskan bagaimana pedihnya kehilangan orang yang kehadirannya selalu kita harapkan.  Banyak yang harus dilupakan, banyak yang harus difikirkan. Harus kita sadari, memang, semuanya akan benar-benar pergi.

Sejauh apapun kamu mencintai, sedalam apapun ketulusanmu. Manusia ini diciptakan, untuk pergi juga pada akhirnya.

Angkasa Gerald Anugrah

Nama yang selalu Senja harapkan kehadirannya, nama yang selalu menjadi alasan mengapa dirinya harus tetap bangun pagi ini. Ada alasan mengapa harih-harinya bisa tersenyum saat itu.

Perempuan itu mengusap nisan, menyirami kuburan dengan sebotol air mawar, ia juga membawa bunga dan menaburinya diatas kuburan yang terlihat masih baru.

Senja menghapus air mata yang tak tertahan dari kelopak matanya, perempuan itu merasakan dadanya sangat sesak, matanya pedih dan tubuhnya seakan hancur berantakan. Hanya satu yang ia katakan. "Sakit."

Seorang cowok yang sama jongkok disebelahnya, ia mengusap pundak Senja pelan. "Keluarin semuanya, setelah lama kamu pendam. Kamu bakal pergi dari Jakarta, bukan waktu yang sebentar. Habisin waktu kamu disini dengan baik."

Senja mengulum senyum, saat mendengar ucapan kakaknya. Lagi-lagi, ia meningat bahwa ini hari terakhirnya di Jakarta, di Indonesia. Ia akan meninggalkan banyak hal dari kota ini, ia akan kehilangan banyak momen bersama anak-anak The Blaze. Ia juga harus meninggalkan Angkasa.

Anak-anak The Blaze, yang kini juga turut hadir bersama Senja di pemakaman. Semuanya ikut, semuanya datang untuk menjenguk salah satu keluarganya, yang sudah meninggalkan untuk selama-lamanya.  Semua anggota The Blaze mengawal Senja dan Vero yang ingin menuju ke makam Angkasa, dan akan dilanjutkan ke bandara nantinya.

****

Sebelum menuju bandara, Senja menyempatkan diri untuk pergi ke markas The Blaze. Perempuan itu tidak ingin melewati masa-masa terakhirnya disini, dia akan benar-benar pergi dan meninggalkan. Tapi hanya untuk sementara.

Tidak adil bukan? Dimana Angkasa malah meninggalkannya untuk selamanya?

Dengan langkah cukup pelan, Farel menghampiri Senja yang duduk diatas rooftop. Perempuan itu menoleh, saat sadar ada yang sedang berjalan kearahnya. Tanpa disuruh, Farel duduk disamping Senja. Ini hal yang selalu Senja dan Angkasa lakukan dulu, terasa sangat nyata suasananya.

Jangka [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang