28. Mereka : 'Bukan' Orang Tua Kita

350 32 5
                                    

Vero & Senja

“Mau kita menceritakan masalah kita ke orang lain dengan serius, bahkan sambil menangis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Mau kita menceritakan masalah kita ke orang lain dengan serius, bahkan sambil menangis. Tidak akan ada orang yang benar-benar mengerti, kecuali dia merasakannya sendiri.”

***

Seorang perempuan berambut sebahu membuka pintu rumahnya dengan tatapan kosong

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seorang perempuan berambut sebahu membuka pintu rumahnya dengan tatapan kosong. Butiran-butiran air terus keluar dari kelopak matanya. Dia terduduk di sofa ruang tamu, menatap kebawah dengan pandangan sangat sedih.

Dia tak percaya, tidak percaya dengan sebuah kenyataan yang barusan ia terima. Apa ini benar-benar nyata?

Memang, semua orang tampak begitu menyakitkan untuknya. Walaupun orang itu pernah hadir untuk mewarnai hidupnya, tapi pasti selalu punya ending yang mengecewakan.

Pintu rumah terbuka, menampakan seorang berbadan tegap. Dia memandang Senja dari atas sampai bawah, seakan mengecek kondisi perempuan itu.

"Kamu kenapa?" tanya Vero, menatap adiknya dengan penuh tanda tanya. Vero tidak berfikir kalau ini hanya tangisan karena tidak dibelikan es cream, bukan. Adiknya seperti sedang memikirkan sesuatu, sesuatu yang berat. Matanya terlihat sayu, bibirnya juga sedikit gemetar.

Vero duduk di samping adiknya, memeluk Senja dan menyenderkan kepala perempuan itu ke pundaknya. "Are you okay? Siapa yang bikin kamu kaya gini?" tanya Vero sambil memeluk erat Senja, mengelus pucuk kepala perempuan itu.

"Kaka tau kan siapa ayah tiri Angkasa, dan Kaka nggak pernah bilang sama aku." ujar Senja dengan nada melemas.

Vero diam, menatap kedepan berfikir. Benar dugaannya, secepatnya semua akan terbongkar.

"Kaka sebenarnya mau ngomongin ini ke kamu, tapi Kaka butuh waktu..." balas Vero.

"Ini emang menyakitkan, tapi lebih menyakitkan lagi ketika aku tau semuanya sendiri." kata Senja.

"Selama ini, orang yang paling aku benci di dunia ini. Orang yang membuat perpisahan orang tua kita, itu ibu Angkasa... pacar aku." ujar Senja yang terus meneteskan air mata.

Jangka [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang