Bab II | Koper Mayat : bagian 5

29 15 12
                                    

«∞»
𝚆𝚎 𝙷𝚊𝚟𝚎 𝙲𝚊𝚜𝚎
«∞»



Setelah mengamati sekitar, aku menemukan tumpukan baju disana, aku merasa itu pasti baju milik korban, tak butuh waktu lama bagiku untuk mencari petunjuk.

"Apa yang kau temukan, Ezra?" tanya Adira yang berdiri di belakangku, ikut berjongkok untuk melihat-lihat.

"Sebuah kotak, kosong ... mungkin ini yang dimaksud dengan surat itu?"
Adira nampak paham. "Sekotak pertama? Kotak berlian?!" Aku mengangguk, untuk menyetujui.

Ada Puntung rokok di dekat tumpukan baju, itu pasti rokok yang di maksud Nindy, tentu saja ini butuh di analisis. Lalu ada di bagian kunci kotak kayu itu, seperti ada krim putih, tak ada bau, aku segera mengambil sampelnya.

Adira seperti menyadari sesuatu, ia menatap kotak itu dengan serius.

"Hei, ada apa?" Aku melambaikan tangan di depan wajahnya.

"Em ... tidak ada apa-apa, ada percikan darah di dalam kotak itu!"
Aku menengok ke dalamnya, oh ya, tentu saja aku melewatkan yang satu itu! Aku segera mengambil sampelnya.

Di lapangan Bandara, kami bertemu seorang pria dan wanita yang sedang bertengkar, awalnya Adira menyeret ku untuk segera pergi, tapi setelah mendengar mereka menyebut nama korban dalam pertengkaran, aku jadi tertarik untuk bertanya pada mereka.

"Adira, mereka mengenal korban, kita bisa bicara pada mereka!"

Setelah interogasi ditempat yang memakan banyak waktu. Kini ada lima tersangka, tinggal menunggu analisis, lalu mencocokkan profil, dan berharap semua bukti akan cukup untuk menangkap pembunuhnya.

Archer dan David datang menemuiku dan Adira tadi, mereka bilang,

"Kami khawatir kau tak kembali -kembali! Kupikir akan tersesat!" ucap David, dengan nafas terengah-engah.

"Kupikir Adira membawamu ke tengah hutan, atau masuk jurang, atau menyelam kelautan, dan tersesat! Dia kan anti mainstream!" Archer juga menghela napas, sambil menyeka keringatnya yang bercucuran.

Walau pernyataannya terkesan meledek Adira.

Adira menatap Archer dengan tajam. "Kau pikir aku akan mengajak Ezra seperti itu! Aku tidak gila, dasar tuan SOK TamPAn!"

"Ee ... kalian tidak perlu mengkhawatirkan ku seperti itu, lihatlah ... kalian seperti habis maraton dikejar Malaikat Maut!"

«∞»

Ya ... pada akhirnya Adira yang kembali bersama Archer, untuk membawa sampel itu ke laboratorium. Lalu aku dan David masih berputar-putar disana.

Aku mengajak David untuk mencari tempat merangkum semua yang kami temukan. Kebetulan yang pas sekali, aku melihat toko es krim di seberang sana.

David yang nampak paham langsung menyeretku ke sana. Kurasa akhir-akhir ini aku sering diseret.

David membuka dokumen-dokumen tentang tersangka.

Sejauh ini, kami memiliki lima petunjuk, tinggi ± 170 cm, penembak jitu, tidak kidal, golongan darah O, dan merokok.
Aku mencurigai Tn. Berd, dari awal dia memang mencurigakan, di tambah ia cocok dengan profil pembunuhnya, semoga saja petunjuk terakhir juga cocok. Tapi ... Aku tidak melihat Dia ahli dalam menembak.

Aku juga curiga pada Tn. Cullen, suami korban. selama interogasi tadi, dia terlihat sangat benci korban.

«∞»

"Tn. Cullen, apa yang membuat anda bertengkar dengan wanita disana?!"

"Dia selalu bilang bahwa istriku itu seorang pembohong! Ya ... Walau aku juga setuju dengannya, tapi dia bahkan menuntunku untuk mengganti rugi waktunya yang terbuang sia-sia, karena istri payahku itu tidak datang menemuinya!"

We Have Case ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang