Bukan Akhir | Kasus ditutup II

8 4 6
                                    

«∞»

𝚆𝚎 𝙷𝚊𝚟𝚎 𝙲𝚊𝚜𝚎

«∞»

Sebelumnya ....

David berdiri. "Aku saja, aku masih harus menjaga Ezra," ucapnya.

Ilona melipat kedua tangannya didepan dada. "Boleh saja, tapi itu  juga kalau Ezra mau David. Lagian jika kau juga tidak ikut kembali maka kami kekurangan anggota untuk mengurus EGH pusat," ucap Ilona.

Archer menarik jaket David, membuat adiknya itu kembali duduk di sampingnya. "Kau ikut saja dengan kami, aku yakin Ezra bisa menjaga dirinya dengan baik. Kami disana pasti akan menentukan kepala baru untuk EGH, kau juga harus ada di sana sebagai anggota inti," terangnya pada David.

David diam sejenak menatap kakak laki-lakinya itu. Lalu ia mengangguk terlihat sedikit keraguan dari raut wajahnya. "Baiklah," ucapnya pelan.

«∞»

Ruang interogasi di markas besar EGH, Ilona tengah duduk pada satu meja, berhadapan  dengan seorang pria yang tangannya terborgol di meja, sementara Archer berdiri di samping pintu dengan melipat kedua tangannya dan menyandarkan punggungnya pada tembok.

Pria itu tak lain lagi adalah kepala Arthur Knight, paman Ilona yang selama ini mengasuhnya. Ilona menatap pamannya itu dengan sorot mata yang lesu, ia nampak lelah dengan semua ini.

Arthur menundukkan kepalanya menatap kosong tangan yang terborgol di depannya. "Ya, aku tahu aku salah, maafkan aku. Aku sudah menyerahkan diriku," ucapnya tanpa menatap Ilona sedikitpun.

Ilona menghela napas, ia sudah berkali-kali mempertanyakan ini pada Arthur. "Kami masih butuh penjelasan tentang benda apa saja yang sudah paman jual, dan kemana saja kau menjualnya?" ucapnya.

Arthur mendongak, ia terdiam menatap sorot mata Ilona lalu menggelengkan kepalanya pelan. "Rebecca punya setiap data rinciannya, aku tidak kuat untuk mengatakannya langsung padamu," ucapnya lalu kembali menundukkan kepalanya.

Archer melangkah mendekati Ilona, menepuk pelan pundaknya. "Baiklah kalau begitu. Ilona, jika kau masih memiliki sesuatu yang harus kau bicarakan padanya, bicarakan saja sekarang sebelum kita membawanya ke pengadilan."

Ilona menatap Archer cukup dalam lalu mengangguk pelan. "Aku mengerti, tolong urus interogasi Rebecca," ucapnya.

Archer tersenyum tipis, "Tentu."

Ia menepuk pundak Ilona dua kali, "Jangan terlalu terbawa emosi ya." Archer melenggang pergi meninggalkan Ilona dan Arthur saja disana.

Ilona hanya diam, ia tidak tahu lagi harus berbicara bagaimana lagi dengan pamannya ini, pikirannya terlalu kacau dengan semua yang telah terjadi.

Arthur membuka mulut. "Sebelum kau bertanya, aku akan menjelaskannya sendiri. Ya, aku sudah tahu kebenarannya tapi aku terlalu egois sehingga kalian terlibat dalam kasus kami bertiga yang sudah terkubur begitu lama.

Kudengar dari Ezra bahwa Adira bahkan sempat terluka, itu semua salahku, jika saja aku tidak menuruti perkataan ayahmu semua ini tidak akan terjadi, identitas mu juga tidak akan pernah terungkap sejauh ini, maafkan paman Ilona, aku sangat menyesalinya."

Ilona menghela nafasnya, memegangi kepalanya yang terasa berkunang-kunang. “Aku bersyukur paman sadar akan hal itu, tapi penyesalan paman tiada artinya untuk saat ini. Semuanya sudah selesai kurasa,” ucapnya.

“Sekarang aku hanya ingin tahu sesuatu, bagaimana kami bisa memilih siapa yang akan memimpin EGH?” tanya Ilona, ia mengusap wajahnya menggambar betapa lelahnya ia dengan semua ini.

We Have Case ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang