Bab V | Agent Baik Agent Tewas: bagian 2

12 6 5
                                    

«∞»
𝚆𝚎 𝙷𝚊𝚟𝚎 𝙲𝚊𝚜𝚎
«∞»



"Maaf, tapi aku tidak bisa banyak membantu kalian. Orang yang kalian cari hanya diam sepanjang perjalanan tadi, aku masih ingat betul. Dia hanya ingin di antar ke kantor polisi," ucap pria itu mengangkat kedua bahunya.

Wajah David melemas, menoleh sedikit melirik Ilona, lanjutnya ia langsung berpamitan dan melenggang pergi. Sejurus kemudian Ilona juga berpamitan dan segera menyusul David.

Mengemudikan mobil bercorak hitam putih itu kembali ke kantor kepolisian. Hanya saja belum sampai disana, jalanan tiba-tiba begitu macet, sejumlah kendaraan menghalangi jalan dan membuat kebisingan dengan klakson mereka.

Mobil polisi itu kini menyalakan sirine nya, pengendara lain memberi jalan untuk mereka segera lewat. Malang yang terjadi, seorang wanita tergeletak di depan mobil merah, darah segar mengalir dari kepalanya.

David meminta Ilona agar menghubungi pihak kepolisian untuk pengamanan, sementara ia memeriksa denyut nadi korban. Sayang sekali wanita itu sudah kehilangan nyawa.

"Oh, shit, why you in here Afsa?" ucap David yang kemudian menutup mulutnya, terlihat tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi. Segera berdiri, ia memberitahu keadaan pada Ilona.

Sekelompok polisi berdatangan, mereka segera mengamankan lokasi dan mengatur lalu lintas. David menyentuh kap mobil, mobil itu masih menyalakan mesinnya, ia mengetuk jendela mobil merah itu.

"Hello, please open the door!" tidak ada sahutan dari dalam, ia menyiapkan pistol yang ia bawa dan membuka pintu perlahan, beruntungnya itu tidak terkunci.

Begitu pintu terbuka, terkejut David melihat seorang pria yang ada didalamnya dalam posisi tak sadarkan diri, mulutnya sedikit mengeluarkan busa disana.

"Shit! Ilona! I need your help, come on!"

Ilona segera mendekat, melihat pria itu ia sontak terkejut. "ARCHER!"

«∞»

18.20

Lagi-lagi David, setelah mengevakuasi korban, kali ini dia dan Ilona dengan sarung tangan lateks mulai melihat-lihat keadaan dalam mobil itu. Segelas kopi terbuka tengah tergeletak di bawah kursi, terlihat sebuah endapan pada dasar gelas, David mencoba untuk mengambil sampel dari endapan tersebut.

Ilona mengecek loker mobil, terdapat lembaran kertas di sana, salah satunya berisi sebuah alamat lengkap sebuah panti jompo. Yang kemudian mereka segera membawanya ke laboratorium untuk dianalisa.

Lorenz, pria berumur 35 tahun itu mulai memberitahukan hasil analisis endapan tersebut.
"Aku mendapat hasilnya, awalnya terlihat sedikit remeh, hanya sebuah obat tidur. Namun mengingat busa yang ada pada mulut korban membuatku melakukan analisis untuk kedua kalinya. Hasilnya ada sedikit racun disana, aku mendapat konfirmasi dari pihak rumah sakit bahwa racun itu cocok dengan racun yang meracuni korban. Tentu ada yang mencoba meracuninya!" ucap Lorenz.

"Apakah kedua bahan tersebut dicampur atau kebetulan obat tidur itu terkena tetesan racun, Lorenz? Aku harus memastikan bahwa Kakakku tidak mati secepat ini," ucap David mengangkat sebelah alisnya.

Lorenz menyangga dagunya dengan sebelah tangan. "Kemungkinan besar sengaja dicoba dengan setetes racun, karena melihat kadar racunnya sangat kecil. Tidak perlu terlalu khawatir, dia pasti akan segera sembuh," ucapnya meyakinkan.

We Have Case ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang