«∞»
𝚆𝚎 𝙷𝚊𝚟𝚎 𝙲𝚊𝚜𝚎
«∞»
Ruangan bernuansa putih yang rapi, Hans bersama Marco dan Ficent tengah duduk pada salah satu sofa disana, ketiganya membisu serta fokus pada laptopnya masing-masing, hingga seseorang berjas berwarna putih panjang dengan stetoskop di lehernya menepuk pundak Hans.Hans mendongakkan kepalanya dan sedikit tersenyum, ia mempersilahkan pria berkacamata kotak itu untuk duduk di sofa lainnya.
"Bagaimana?" tanya Hans.
"Ya, goresannya memang cukup dalam dan teman tuan sempat mengalami pendarahan lagi, bisa saja disebabkan oleh gerakan yang dilakukan sehingga menekan area yang terluka, tapi itu hanya sebentar, dan tidak akan terjadi lagi selama lukanya dibalut dengan benar.
Dia dalam kondisi yang cukup stabil, suhu badannya memang meningkat tapi tidak terlalu tinggi, hanya perlu istirahat dan minum obat penurun panas, atau menggunakan kompres saja sudah cukup. Namun karena tuan-tuan akan melakukan perjalanan, saya akan berikan obat untuk meredakan nyeri, sehingga tidak mengganggu perjalanan tuan-tuan," jelas pria itu, sudah dipastikan dia adalah dokter yang baru saja memeriksa kondisi Ace.
"Baiklah, saya akan memastikan dia meminum obatnya." Hans mengangguk-angguk mengerti.
"Lihat, aku baik-baik saja Hans!" Itu Ace, dia tiba-tiba bangun lalu beranjak dari tempat tidur dan seolah membela diri sendiri.
Hans melipat kedua tangannya didepan dada, dia tersenyum miring melihat Ace. "Apa kau tidak mendengarkan kalau kau juga butuh istirahat?"
"Aku sudah istirahat," ucap Ace.
Dokter itu hanya tersenyum dan berdiri untuk pamit. "Baiklah tuan, saya permisi dahulu," ucapnya sudah membawa koper tangannya.
Hans ikut berdiri bersamaan. "Ah, ya, terima kasih banyak. Silahkan," Hans mengarahkan dokter itu menuju pintu serta membuka pintu tersebut untuk dokter itu keluar.
Hans kembali menutup pintu begitu dokter itu benar-benar sudah pergi, ia berbalik dan menemukan Ace yang sudah duduk di sofa, hendak mengambil laptop milik Hans.
"Tidak Ace, kembalilah istirahat, atau setidaknya tetap berbaring di tempatmu! Aku sudah menuruti untuk melakukan penyelidikan disini, Ace, kau tidak perlu ikut campur soal ini!" bentak Hans.
"Aku baik-baik saja Hans! Kenapa kau melarangku untuk mengetahui kondisi Ezra?!" bentak Ace lalu berdiri berhadapan dengan Hans, ia tidak terima kalau dia dilarang untuk ikut campur dalam mencari kondisi anggota EGH termasuk Ezra.
"Aku tidak melarangmu, aku hanya khawatir dengan kondisi kesehatanmu, Ace. Jika kau dalam kondisi seperti ini rencana kita tidak akan berjalan lancar!" Bentak Hans dengan nada yang meninggi.
Marco dan Ficent ikut berdiri, mereka menghalangi tatapan Ace dan Hans, mencoba untuk melerai keduanya.
"Sudahlah Mr. Hans, jangan terlalu berlebihan," ucap Ficent.
"Apa maksudmu berlebihan hah?! Seharusnya kau bicara pada atasanmu itu!" Hans menunjuk Ace, "Pekerjaan ini darinya, dan dia selalu saja keras kepala dan egois!"
"Pekerjaan ini memang dariku Hans, aku juga akan ikut bekerja! Lalu untuk apa kau harus mengkhawatirkanku?! Aku baik-baik saja!" ucap Ace bernada tinggi.
"Mr. Ace, tenanglah." Marco memegang kedua pundak Ace, lalu menoleh melihat Hans. "Kita akan melakukan ini bersama-sama Mr. Hans, kita harus bekerja sama," Marco kembali menatap Ace, " Tuan muda disana telah mempercayakan ini kepada anda Mr. Ace, kepada kita semua, dan ini juga kesempatan besar kita untuk menghabisi Morgan!"
KAMU SEDANG MEMBACA
We Have Case ✓
Mystery / ThrillerEzra hanya ingin menjalani hidupnya dengan normal, setelah bertahun-tahun ia terlibat dalam kasus kriminal. Namun masa lalunya tak membiarkan ia tenang, mereka kembali membawa banyak berita, apalagi soal dirinya yang punya sangkut paut dengan Ace. A...