Kembalinya Masa Lalu 4/5 : bagian 3

10 6 4
                                    

«∞»
𝚆𝚎 𝙷𝚊𝚟𝚎 𝙲𝚊𝚜𝚎
«∞»

23.49

Tok tok tok …

Pintu diketuk cukup keras, tetapi tidak ada sahutan sama sekali. Ezra diam sejenak, kembali ia mengetuk pintu tiga kali sebelum ia membuka pintu itu. Ia menengok keluar, tidak ada siapapun di luar, yang berarti dirinya bebas tanpa pengamanan kecuali cctv yang bisa saja beredar dimana-mana.

"Tidak ada orang? Kenapa mereka pergi? Aneh," bisik Ezra di tempat, ia segera keluar menutup pintu perlahan. Belum sempat ia melangkah, pundaknya sudah ditepuk seseorang dari belakang.

Ezra menghela nafasnya, seharusnya ini sudah bisa ditebak, tidak mungkin ruangan ini dibiarkan tidak terjaga sama sekali.

"Mau kemana, Ezra? Apa kau tidak suka dengan ruangan itu?" Itu suara Ace, Ezra sudah sangat mengenalnya.
Ezra berbalik badan menatap pria yang merupakan papanya, rupanya tinggi mereka hampir sama dengan Ezra sedikit lebih tinggi, mungkin 3 cm.

"Masuk!" ucap Ace sedikit meninggi.
Ezra masuk kembali disusul Ace dibelakangnya yang kemudian menutup pintu, Ezra duduk di sofa, sementara Ace menghampiri lemari penuh alkohol disana.

"Apa kau masih ingin kabur?" tanya Ace, ia menuangkan dua gelas wiski berkualitas tinggi.

"Aku ingin bicara padamu tadi," jawab Ezra.

"Bicara soal apa?" Ace menaruh dua gelas itu di meja, dan duduk disebelah Ezra.

"Pertama, kenapa kau membawaku kemari?" tanya Ezra.

Ace mengambil satu gelas, ia menyesapnya sebelum menjawab pertanyaan Ezra, "Karena kau satu-satunya pewaris hartaku, dan nyawamu dalam bahaya jika berkeliaran dimana-mana," jawab Ace.

Ezra menatap Ace sinis, "Memangnya jika dalam pengawasan Snake Gangster membuat nyawaku terjamin selamat?"

"Tidak juga, tetapi setidaknya kau bersamaku." Ace kembali menyesap wiskinya, menyenderkan tubuhnya pada sofa.

"Kedua, kenapa kau sangat mementingkan masalah waris itu? Kau ingin cepat mati?" tanya Ezra.

"Hanya orang bodoh yang ingin hidupnya cepat berakhir. Tapi kau tahu, Ezra? Aku ini buronan, aku bisa saja mati kapanpun, bahkan sekarang. Kau mengerti?" Ace mengarahkan telunjuknya ke arahnya saat bicara.

"Sekarang kau tidak mati, berarti pilihannya bisa kapanpun, itu semakin meyakinkan kau akan mati," ucap Ezra pelan. "Aku mengerti akan hal itu Ace, tapi aku sudah punya hidupku sendiri, kau tidak bisa menentukan jalanku seperti ini. Biarkan aku menjalani kehidupanku, Ace. Aku bukan anak kecil lagi."

Ace menegak habis wiskinya, "Apa kau masih tidak terima bahwa aku papa mu Ezra?" tanyanya.

Ezra 'tak menjawabnya, ia hanya menatap Ace terdiam.

"Maafkan aku jika tidak mengakuinya sejak dulu, itu memiliki alasan kuat untuk melindungimu, Ezra. Tolong maafkan aku, kembalilah padaku, kumohon." Ace menaruh gelas wiski itu di meja dengan keras, menatap Ezra dengan wajah penuh harap.

"Kau ingin aku memaafkanmu? Aku memaafkanmu, tapi tidak bisa menerimamu jika kau sendiri tidak sepenuhnya menerimaku sebagai anakmu, Ace," ucap Ezra, ia menatap Ace dengan tajam.

Ace mengerutkan keningnya, "Aku sepenuhnya menerimamu sebagai anakku," ucapnya.

Ezra menggeleng cepat, "Tidak Ace, kau hanya menerimaku demi melindungi hartamu. Jika kau sepenuhnya menerimaku, kau akan mengerti bagaimana perasaanku selama ini; kehilangan mama, hidup tanpa mengenal papa, keluar masuk penjara, diejek dan dibully anak-anak lain, susah mengenal dunia luar, tidak pernah merasakan kehidupan seperti anak lainnya. Apa kau mengerti semua itu?"

We Have Case ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang